Part 1 : Kehidupan Palsu dimulai
Tampak lebih dari 10 asisten rumah tangga berdiri saling berhadapan di teras luar. Sebuah mobil mewah berada disudut mereka. Mobil berwarna hitam dengan pintu belakangnya terbuka satu menunggu sang pemilik untuk masuk, dan tak lupa sopir laki-laki mengenakan jas rapi memegang pintu mobil tersebut. Mereka semua menunggu tuan muda yang biasa di panggil tuan muda andryos untuk kuliah diluar negeri. Seperti acara perpisahan.
Tuan muda andryos seperti pangeran disebuah istana. Apa pendapat kalian tentang tuan muda andryos..?? ganteng kah..?? cakep..?? atau pintar..??. kalau kita membayangkan pangeran pasti sosok yang ganteng dan pintar. Tapi andryos berbeda. Dia memang terlahir dari keluarga yang SANGAT kaya raya, semua orang menyayanginya. Dia baik dan tidak sombong pada semua orang. Terkadang kebaikannya disalah gunakan oleh oranglain.
Walaupun andryos anak orang kaya, tapi penampilannya tidak seperti orang kaya. Andryos sangat tergila-gila dengan kartun “pink panther”, rambutnya seperti jamur, dia menggunakan kacamata petak yang cukup tebal minusnya, baju yang mencolok warna, celana setengah lutut, sepatu kets dan tas dukung. Seperti orang culun bukan..??
Tuan muda andryos sudah berdiri didepan pintu mobil. Tak lupa boneka pink panther berada digenggamannya. Dia sedang melihat dua orang wanita yang seperti biasa sedang beradu mulut. Tuan muda andryos menghela nafas berat. Dua orang wanita yang jika dilihat dari wajah, mereka terpaut umur sekitar 10 tahun. Tapi sebenarnya tidak. Wanita pertama berumur 30 tahun dan belum menikah. Dia belum menikah bukan karena tidak laku, tapi dia diberi amanat oleh kedua orangtuanya untuk menjaga adik bungsu laki-laki satu-satunya, ya siapa lagi kalau tuan muda andryos. Dia menyayangi adiknya lebih dari nyawanya sendiri. Kemanapun adiknya pergi dia harus ikut. Banyak orang yang mengatakan kalau wanita itu adalah ibu bahkan ada juga yang memanggilnya nenek. Sebenarnya wanita itu cukup cantik tapi dia tidak ada waktu untuk mengurus kecantikannya.
Wanita kedua berumur 26 tahun. Sudah berkali-kali pacaran dan berkali-kali pula putus ditengah jalan. Menurutnya hidup itu tidak perlu cinta dari seorang laki-laki. “lalu untuk apa laki-laki dilahirkan..??”
Kedua wanita itu sedang meributkan andryos yang akan berangkat kuliah keluar negeri hari ini.
“andryosssssssssss” teriak wanita berumur 30 tahun
“andryosssssssssss” teriaknya lagi. Andryos hanya menatap bingung kedua kakaknya itu.
“andryosssssssssss” teriak Zahra.
“sudahlah kakak, andryos hanya pergi keluar negeri kan, bukan tidak pulang lagi” sivia berusaha menenangkan kakaknya, tapi bukannya menenangkan Zahra justru semakin marah.
“apa yang kau katakan..?? kau tidak boleh berkata seperti itu, ucapan adalah do’a. karena dia tidak pernah pergi dari rumah,, akuu.. hiksss” Zahra menangis tersedu-sedu, airmatanya jatuh perlahan sedikit demi sedikit.
“justru karena sifatmu seperti ini andryos ingin pergi dari rumah dan kuliah diluar negeri, dia tidak tahan dengan sikapmu, kau selalu mengekangnya”
“omongkosong, dia pergi semua ini karena kau, semua ini karena kau”
“apa karena aku..?? kau tidak sadar, kau selalu mengikutinya kemanapun dia pergi, dan dia selalu ditertawai oleh teman-temannya”
“kenapa dia sampai ditertawai..??”
“tentu saja karena melihatmu, mereka bingung kau ini siapa, ibunya..?? atau neneknya..??”
“kau iniiiii…. Semua ini karena kau..”
“aku..?? kenapa..??”
“tentu saja karena kau kau kau”
“sudahlahhhhhhhh jangan ribut lagiiiiii,, akuuuuuuuuu sudah terlambattttt” teriak andryos.
“tidak apa-apa, jika terlambat tidak usah pergi” jelas Zahra enteng. Sivia menatap kakaknya tajam.
“aku harus pergi sekarang, terima kasih untuk perhatian kakak-kakak dan kalian semua selama 20 tahun ini, aku pergi dulu”
“tuan muda jagalah diri anda” andryos mengangguk dan tersenyum pada mereka semua.
Andryos berlari sekuat mungkin dan masuk dengan cepat kedalam mobil. Bukan karena takut terlambat tapi karena takut kakak pertamanya “Zahra” akan mencegahnya lagi.
Benar saja, mobil yang dinaiki andryos belum lagi keluar dari rumah kediamannya, kak Zahra sudah berlari sekuat tenaga dan berdiri didepan mobil itu. tentu saja mobil itu mengngerem mendadak.
“andryos..?? uangmu ada denganku, jadi aku akan mengantarmu ke luar negeri, sampai kekampusmu, dan sampai ketempat tinggalmu agar aku bisa tenang meninggalkanmu disana” Zahra tersenyum licik. Wajah andryos sudah tidak bisa digambarkan lagi. Rambutnya yang berbentuk jamur kini berantakan akibat mobil yang ngerem mendadak tadi. Andryos hanya sibuk merapikan rambutnya. Dia tidak bisa untuk tidak mengiyakan keinginan kakaknya, itu sama saja membuang energi.
***
Suasana dibandara tidak terlalu ramai. Kak Zahra menyuruhku duduk manis sedangkan dia memesan tiket.
“heuhh sangat menyebalkan padahal tinggal sedikit lagi aku akan bebas dari kak Zahra, tapi kenapa dia harus ikut, bahkan ikut kekampusku. Tapi sudahlah setelah ini semua aku akan bebassssssss” andryos tersenyum riang dan bermain bersama bonekanya.
Tepat dibelakang dia, sudah duduk seorang gadis sedang memegang buku bahasa inggris. Gadis itu membaca dengan sangat lembut. Andryos merasa sangat tenang saat gadis itu membaca, seperti duduk dibawah pohon yang sejuk. Andryos ingin sekali melihat wajah gadis itu.
“andryosss ini tiketnya sudah kakak pesan, ayoo kita bersiap-siap” ajak kak Zahra, andryos mengikuti dari belakang. Dia masih penasaran dengan wajah gadis itu.
Brukkkkkkk
“maaf maaf” kata andryos
“kau tidak apa-apa andryos..?? apa kepala terluka, mana-mana bagian yang sakit” kak Zahra histeris sendiri.
“tidak apa-apa kak”
“benar..??”
“iya, sudahlah ayoo kita pergi”
***
“tiketnya..??” pinta salah satu karyawan. Andryos memberikan tiketnya kepada kak Zahra.
“tiketmu mana andryos..??”
“ada didalam kertas itu kakak”
“mana..?? tidak ada.”
“tidak mungkin, sini” andryos memeriksa tiketnya dan memang benar, tiketnya hilang”
“mungkin terjatuh didekat pohon disana kakak”
“pohon..?? bandara tidak ada pohon andryos” andryos semakin bingung dan Zahra sudah menunjukkan wajah marahnya
“penumpang bernama andryos aryanto dengan tujuan pesawat Amerika serikat, tiket pesawatmu terjatuh dan sekarang ada di lobi informasi, terima kasih”
Andryos dan Zahra dengan terburu-buru kesana.
“maaf mbak, ini pemuda yang bernama andryos, ini tanda pengenalnya”
“biar saya lihat dulu” karyawan itu memeriksa dan memberikan tiket pesawatnya kepada andryos” ini tiketmu.
“biar kakak saja yang pegang, nanti hilang lagi. Heh.. tapi kenapa ada sebuah kertas..??” Zahra dan andryos membuka kertas itu.
“BODOH” hanya itu kata-kata dikertas tersebut.
“siapa yang menulisnya..??” tanya Zahra
“gadis yang menemukan tiket ini” jelas karyawan itu.
“sudahlah, sekarang ayo kita kepesawat, ayoo andryos” Zahra menyeret adiknya ini dengan paksa.
***
Andryos dan Zahra sudah berada di tempat tujuan atau lebih tepatnya didepan kampus andryos.
“ramai sekali dan panas disini” kata Zahra
“kalau kakak capek sudahlah biar aku mendaftar sendiri saja” pinta andryos
“ohh tidak bisa, aku sudah diberikan amanat oleh ayah untuk menjagamu”
“tapi aku sudah dewasa kakak, dan kakak lihat tidak ada mahasiswa yang ditemani orangtuanya”
“andryos, aku ini kakakmu bukan orangtuamu, terserah mereka mau mengatakan aku ini ibumu atau nenekmu yang jelas aku sudah……...” Saat Zahra membalikkan badan andryos sudah tidak ada disebelahnya. Zahra berusaha mencari andryos.
Andryos berjalan perlahan-lahan sambil bersembunyi dikerumunan mahasiswa lainnya. Sekarang dia sudah berada diurutan terdepan untuk mendaftar.
“pak saya mau mendaftar, nama saya…”
“DEBO” potong kak Zahra
“ohh debo, tunggu sebentar” pegawai tersebut mencari formulir mahasiswa bernama debo, dan tepat, ada.
“iyaa ini debo ariya, selamat bergabung di kampus kami” pegawai tersebut tersenyum ramah. Andryos masih bingung. Formulir tersebut diambil oleh kak Zahra.
“kak, apa maksudmu debo ariya..?? siapa dia..??” tanya andryos
“hhahahaha,. Mulai hari ini kau akan menggunakan identitas sebagai debo ariya.” Jelas kak Zahra
“iya tapi kenapa..??” tanya andryos masih bingung. Zahra menyeret andryos keluar. Dia tidak mau siapapun mendengarnya.
Andryos dan Zahra keluar ruangan.
“kakak, kenapa namaku menjadi debo ariya..??” Zahra celingak celinguk melihat keadaan. Dirasanya aman baru lah dia menjelaskan kepada andryos.
“keluarga kita begitu kaya, kalau aku membiarkan orang-orang tau dan akan membunuhmu, aku sangat takut”
“ohh jadi maksud kakak, karena keluarga kita kaya dan aku anak laki-laki satu-satunya, kakak takut ada yang berniat buruk terhadapku..??”
“benar-benar,, sssttttt” Zahra menyuruh andryos memelankan sedikit suaranya.
“haduhh kakak, aku tidak mau dijaga oleh body guard dan pulang dengan mobil mewah makanya aku kuliah disini”
“makanya aku memberimu nama palsu, yang jelas kau harus ingat kalau kau dari keluarga miskin dan namamu adalah debo ariya”
“kakak, tapi kenapa harus debo ariya, terserah kakak sajalah, aku pergi dulu”
“heyy an.. deboooo” debo pergi menjauhi kak Zahra dengan terburu-buru sampai tidak melihat ada gadis didepannya dan menabraknya.
“maaf-maaf” debo merapikan buku-buku yang berserakan didepannya dan berniat mengembalikan kepada pemilik yang baru ditabraknya.
1 detik
2 detik
3 detik
Entah sudah detik keberapa andryos yang sudah memakai nama palsu “debo” menatap gadis tersebut. Gadis itu menggunakan behel berwarna merah muda, rambutnya setengah bahu lurus. Sunggu cantik dan anggun.
Gadis itu tersenyum kepada debo, debo menjadi salah tingkah dan bingung harus melakukan apa, dia hanya merapikan rambut jamurnya.
“maaf, maafkan aku” debo terus saja meminta maaf.
“sudahlah, aku tidak apa” gadis itu masih tersenyum manis.
“mahasiswa baru..??” tanya gadis itu.
“iya, namaku and..” kak Zahra hanya berdehem dibelakang andryos. “ namaku debo ariya”
“ehhmm.. namamu lucu, seperti kamu” gadis itu tertawa kecil membuat debo semakin terpesona.
“ohh iya namaku oik cahya, kau sudah memilih club..??” tanya oik, gadis yang baru saja beberapa menit dikenal debo.
“club..??”
“iya, club. Seperti tari, aku ikut club tari. Kau bisa menari..??” tanya oik.
Kak Zahra melatunkan music kartun pink panther, kartun favorit debo. Sontak debo menatap kakaknya tajam.
“ohh tidak apa-apa kalau kau tidak suka menari, aku harap kau datang untuk melihat-melihat yah” tawar oik dan pergi meninggalkan debo dan kakaknya.
Debo pergi menyeret kopernya dengan muka bete. Bete karena kak Zahra mengacaukan semuanya.
***
Didalam asrama telah duduk dua orang laki-laki yang terlihat biasa-biasa saja, tidak punya keistimewaan ataupun daya tarik. Mereka berdua sedang duduk bermalas-malasan. Tiba-tiba debo masuk dan tersenyum lebar kepada kedua laki-laki itu. kedua laki-laki itu saling bertatapan dan melirik debo aneh.
“kau mahasiswa baru itu, dan dapat kamar disini..?? tanya ozy. Debo hanya mengangguk dan tetap tersenyum lebar kepada mereka berdua.
“perkenalkan namaku ozy”
“dan aku obiet, namamu siapa..??”
“aku an..”
“debo, debo debo” jelas kak Zahra.
“ohh debo, tapi kenapa harus diulang sampai 3x, kalau begitu namaku ozy ozy ozy”
“dan aku obiet obiet obiet” debo dan kak Zahra saling bertatapan dan melirik aneh kepada dua laki-laki yang baru saja mereka temui.
“kamu pasti nenek nenek nenek” kata ozy dengan entengnya, Zahra sudah menahan muka merah marahnya.
“aku bukan neneknya” jelas Zahra mengerutkan mukanya, debo sudah menahan ketawa. Ini untuk kesekian kalinya kak Zahra dipanggil nenek.
“kalau bukan nenek, kamu pasti ibu ibu ibu debo..??” jelas obiet dengan enteng juga. Zahra sudah ingin meledak dibuat oleh kedua pemuda itu.
“aku ini KAKAK KAKAK KAKAK debo”
“ka..ka…k”
“benarkah kakak..?? mana mungkin”
“sudahlah, aku lelah berurusan dengan kalian. Debo, kakak pergi dulu, kau baik-baik disini, kakak akan terus mengawasimu” ancam Zahra
“debo, dia lebih cocok jadi nenekmu” bisik obiet
“kau mengatakan apa anak muda..??” Zahra sedikit meninggikan nada bicaranya.
“tidak ada kakak” obiet dan ozy tersenyum paksa kepada Zahra.
***
Malam kian larut. Keadaan semakin sunyi.
Debo masih belum bisa tidur, dia masih tidak bisa percaya kalau sekarang dia bebas dari kakaknya. Bebas dari bodyguard yang selalu membuntuti kemanapun dia pergi.
“mulai besok aku akan memakai identitas sebagai debo ariya, selamat tinggal andryos aryanto” debo memejamkan matanya hingga dia terlelap tidur.
***
07.45
Jam sudah menunjukkan waktunya.
“heyy debo bangunlah nanti kita bisa terlambat” ozy berusaha membangunkan debo tapi hasilnya nihil. Debo masih terlelap dalam tidurnya. Ozy dan obiet saling bertatapan dan tersenyum licik.
“DEBOOOOOOOOOOOOOOOO” ozy dan obiet teriak tepat ditelinga debo. Debo bukannya kaget tapi debo memposisikan dirinya duduk dan mengangkat kedua tangannya. Mata debo masih terpejam.
“heyy apa yang kau lakukan..??”
“bukankah kalian mau membantuku mengganti baju..??” ucap debo setengah sadar.
“apa..?? kau pikir kami berdua ini pelayanmu” mendengar itu debo segera sadar dan berlari kekamar mandi. Ozy dan obiet hanya menatap bingung teman barunya itu.
***
Debo berlari secepat mungkin. Sebentar lagi akan terlambat. Bagaimana mungkin hari pertama kuliah bisa terlambat.
BRUKKKKK
Entah sudah berapa kali debo terjatuh dan menabrak pot bunga. Alhasil dirambut jamur miliknya banyak daun menempel.
“pagi semuaaa” sapa debo kepada semua teman sekelasnya. Semua hanya menatap debo heran dan tiba-tiba semua laki-laki berlari keluar, bukan karena takut melihat penampilan debo yang acak-acakan tetapi ada 3 gadis tercantik dikampus ini akan lewat kelas mereka.
“oik” kata debo pelan
“kau kenal oik..??” tanya obiet tidak percaya
“tidak, aku tidak mengenalnya” jawab debo singkat
“mereka bertiga adalah primadona dikampus ini, terutama oik, dia yang paling banyak fansnya. Oik adalah anak kepala direktur kampus kita dan oik juga sangat baik kepada semua orang.” Jelas obiet, sepertinya obiet tau banyak tentang oik.
“selain oik juga ada acha dan agni” tambah ozy.
“heyyy bapak dosen sudah datang, cepat masuk” teriak salah satu teman sekelas debo.
Semua masuk dengan terburu-buru. Debo bingung mau duduk dimana, ada dua bangku kosong, satu didepan dan satu dibelakang. Debo memilih duduk dibelakang. Debo melihat sekeliling teman-teman sekelasnya.
“sepertinya aku akan betah kuliah disini, semuanya terlihat baik” batin debo.
BUKKKKKKK
Debo merasa ada yang memukul kepalanya dengan keras. Debo melihat kebelakang. Debo merasakan ada hawa-hawa tidak menyenangkan, dia seperti baru melihat setan yang sangat menyeramkan.
Gadis berambut panjang, sedikit berwarna merah menggunakan baju, celana dan sepatu serba hitam. Terlihat sangat tomboy dan ganas.
“ini adalah tempat dudukku” teriak gadis itu.
“maaf-maaf” debo beranjak pindah tempat duduk, dan duduk didepannya.
“kursi yang didepan itu aku gunakan untuk meletakkan kakiku” kata gadis serba hitam itu lagi. Debo hanya diam dan berdiri didepan gadis itu.
“heyyyy.. buat apa berdiri didepanku, kau menghalangi pandanganku, duduk” suruh gadis itu.
“baik” jawab debo pelan.
Debo melihat ozy dan obiet seperti meminta pertolongan, tapi mereka berdua hanya mengangkat bahu seperti memberikan jawaban “tidak tahu”. Sedangkan dua orang laki-laki didepan ozy dan obiet hanya menertawai debo.
Debo diam-diam melirik gadis itu lagi.
PLAKKKKKK
Satu tamparan mendarat dipipi debo.
“jangan menatapku seperti itu” kata gadis itu
“maaf-maaf”
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>