Photobucket
PhotobucketPhotobucket

Kamis, 07 April 2011

Cinta Bikin Ribet - - - > part 6

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sudah hampir satu bulan debo dan agni nggak sms’an atau teleponan. Entah lah, apa yang terjadi sama debo. Agni sudah sering sms dia namun hasilnya nihil tak ada balasan dari debo hingga…..

Derttttt *anggap getar hape*

One_message debo_ndut

Agni yang melihat itu sms dari debo dengan sigap melihatnya, tapi wajahnya kembali murung setelah apa yang dia baca.

From: debo_ndut

Ag, gue mau pamit lusa mau ke singapure di ajak kerja disana sama om gue. lumayan lah ag uangnya.

To: debo_ndut

Kok mendadak banget de?

From: debo_ndut

Iya maaf ag, gue takut loe nagih es krim ke gue J

To: debo_ndut

(pletakkk, gue tampat juga loe kalau ada disini, bego mana mungkin saat kayak gini gue sempat mikir begituan)

Ehh dong-dong nye kambuh, nggak mungkin lah gue sejahat itu. Loe udah pamit sama ify?

From: debo_ndut

Habis sms loe, gue mau telepon dia :D

To: debo_ndut

Yehhh, ify loe telepon nah gue Cuma di sms habis juga pulsa gue” gerutu agni

From: debo_ndut

Yehh suka-suka gue dong, udah yah gue telepon ify dulu

To: debo_ndut

Hmmmm

Setelah memutuskan smsnya dengan agni, debo segera memencet nomor yang sudah dia hapal (cie cie).

“halo de” kata orang di seberang sana

“halo fy, gue ganggu nggak?” Tanya debo

“ohhh nggak kok de, gue juga baru siap2 beres barang gue di asrama mau balik kebandung, ada apa telepon?” Tanya ify yang sedang berbaring di tempat tidurnya yang sudah rapi bersih

“ohh loe mau balik kebandung? Kapan fy?” Tanya debo

“minggu depan de, gue juga udah nggak ada urusan lagi disini jadi lebih baik gue balik kerumah, udah kangen gue” entah mengapa kata kangen itu sangat sulit dia ucapakan, sepertinya akan ada sesuatu yang hilang disini tapi apa? Apa mungkin debo

“ohhh gue Cuma mau pamit fy, gueee”

“loe kenapa de? Mau nikah” ify tersenyum getir disana, senyum yang dipaksakan dan nggak enak jika dilihat

“bukan lah fy, gue di tawarin kerja sama om gue dan lusa gue berangkat” kata debo yang volume suaranya mulai melambat apa itu karena dia tidak sanggup harus berpisah samaaaaaa ify L

“kerja dimana de? Jadi TKI” lagi-lagi ify tersenyum getir

“yehh sama aja loe dengan agni”

“jangan samakan gue dengan agni, gue dan agni berbeda”

“jelas lah beda, loe kurus nah agni…”ledek debo

“dari pada loe sudah mulai gendut aja” ledek balik ify

“biarin gendut sehat”

“up to you lah”

“terus gimana fy?” Tanya debo

“gimana apanya? Yah kalau loe mau pergi yah pergi aja tapi tuh hutang-hutang di bayar dulu” kata ify

“hutang yang mana? perasaan gue banyak hutang sama agni deh bukan sama loe”

“hutang es krim dede q debo” ify geleng-geleng disana

“ohhh,, iya besok gue antar sekalian es krim agni”

“ya udah deh, see ya fy semoga loe bahagia di bandung”

“iya sama-sama de, semoga loe bisa dapat cewek singapure”

Tut tut tut telepon antara mereka berdua berhenti.

Malam itu mereka berdua tampak gelisah, di satu sisi mereka bahagia. Ify bisa berkumpul sama keluarga dan pacarnya tapi disisi lain di takut, sama halnya dengan debo di satu sisi dia bahagia bisa kerja di luar negeri seperti yang dia mimpikan selama ini tapi disisi lain dia takut memori di sini akan sirna begitu saja.

Hinggak esok pagi acara perpisahan debo, agni dkk berlangsung. Tampak agni dkk sedang berada di asrama ify, dalam mereka berempat ify tinggal diasrama karena rumahnya paling jauh dari kampus.

“fy, kalau ada waktu main-main kesini yah” kata oik

“iya ik, kalian juga ya kalau mau liburan kesana aja, rumah gue terbuka lebar untuk kalian” kata ify mulai berkaca-kaca matanya, dari mereka berempat ify lah yang paling cengeng, hatinya mudah tersentuh, mudah terluka dan mudah pula di perbaiki (?)

“fy, ini ada boneka untuk loe dari kita bertiga jaga baik-baik yah nih boneka” kata sivia memberikan boneka bantal berwarna pink, warna kesukaan ify

“makasih yah guys, lope you” kata ify sambil memeluk agni, sivia dan oik.

Sekarang tinggal debo, hmm mana tuh anak..

>>>>>> system eror <<<<<<<<<

Penulis: woyy de, giliran loe pamit sama ify?

Debo: pakai acara peluk juga nggak kaya mereka?

Penulis: mau di elo, Tanya ify. Belum sempat debo bertanya ify sudah menjawab

Ify: ogahhhhh

Penulis: tau kan jawabannya

Debo: iye

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

“fy” kata debo getar getir, ify yang asik berpelukan dengan temannya berhenti dan memandang debo manis

“ya Allah, nggak salah gue suka sama loe ternyata loe lebih cantik kalau lagi nangis (gubrakk dahh si debo)” batin debo terhanyut melihat muka ify yang berubah merah karena di tatap debo cukup lama

“iya de” kata ify malu-malu

“ehemm udah tembak aja de, kapan lagi” semangat agni, debo sontak melihat tajam ke arah agni sedangkan agni hanya cengengesan :p

“ke sana aja yuk, males gue ada cecurut” ajak debo yang masih melihat tajam agni

“yehh kaburrr,, lanjut deh kk q thayong :p”teriak agni

Ify dan debo sudah berada di dekat sumur depan parkiran motor.

“mau ngapain debo ngajak gue kesini, apa dia mau bunuh gue?” batin ify bertanya-tanya dan mulai ketakutan

“loe tenang aja fy, gue nggak bakal ngebunuh loe karena…” kata-kata debo terputus, dia tampak berfikir keras

“karena apa de?” Tanya ify deg deg gan

“karena loe orang yang gue sayang” debo menatap ify begitu lekat sangat lekat dan tatapnya berubah sendu

“yah gue sayang sama loe dan gue juga nggak ngarepin loe buat jadi pacar gue karena gue tau loe sayang dan cinta banget sama pacar loe yang di bandung” kata debo, kata-kata yang debo ucapkan mulai bergetar, entah itu grogi, takut atau apalah dia sendiri tidak tau apa yang dia rasakan.

“maafin gue de”hanya itu yang kata-kata yang ify ucapkan.

Kata-kata itu masih melekat pada debo, dia sangat berharap ify juga bilang sayang sama dia. Tapi apa daya, suka sayang dan cinta tidak bisa di paksain. Semua butuh proses.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar