Ini saya buat cerpen lagi, maaf kalau GAJE dan aneh-aneh gimana gitu.. hehehe
Pada minta HAPPY ENDING kan, tapi gimana yah saya lebih suka SAD ENDING..
Dari pada penasaran mending di baca yah !!!
Di tunggu kritik dan Sarannya !!!
Enjot It !!!
Semoga suka :D
*******
Wusshhh wusshh wushhh
Sering kali angin berhembus dengan kencang membuat siapa yang yang sedang lalu lalang merasakan dinginnya malam. Tapi itu tidak berlaku bagi pemuda yang sedang menatap benda yang berkelap-kelip indahnya. Amazing !!! pemuda itu tampak berbaring di rerumputan yang asik bergoyang bersama angin, mereka terlihat bersahabat.
1
2
3
….
67
68
69
….
321
322
333
….
Apa yang pemuda itu lakukan? Tindakan bodoh !!! menghitung bintang yang tidak mungkin ada habisnya. Dia kembali menghitung, entah sudah berapa buah bintang yang dia dapatkan. Terlihat kesal di wajahnya.
“grrr, berapa tadi heuh banyak sekali bintang hari ini” pemuda itu kini mengalihkan pandangannya, melihat handphone yang tiba-tiba berbunyi.
“hey bodoh, kau di bukit lagi? Hari sudah larut, pulanglah. Aku tidak mau mendengarkan celotehan malam ini” satu pesan sepertinya itu dari kakak atau adik pemuda itu. Dia mengabaikan pesan yang baru saja dia terima.
Pemuda itu kini memejamkan matanya, tapi dia merasa jenuh. Dia meraih handphone nya, masih jam 09 malam. Biasanya jam segitu semua makhluk di muka bumi sedang bersiap-siap tidur. Tapi pemuda itu merasa enggan untuk pulang.
Kembali pemuda itu mengotak-atik mp3 yang ada dihandphone nya. Handphone nya terlihat sangat usang, yah sudah 5 tahun handphone itu setia menemani nya.
Tap tap tap
Terdengar suara langkah kaki, tapi pemuda itu tidak mungkin mendengarkannya. Kedua telinganya masih erat menempel handset.
Pemuda itu merasakan dingin yang sangat hebat.
“brrrr, walaupun sudah memakai jaket tapi tetap saja merasakan dingin” pemuda itu berbicara sendiri dan 10 malam. Sudah 1 jam pemuda itu tidur di bukit.
Pemuda itu mematikan mp3 dan mulai membereskan diri. Tapi saat pemuda itu membalik….
Pemuda itu melongo cukup lama dan lama, kalian tau pemuda itu melihat siapa? dia melihat gadis cantik berambut panjang tengah duduk di kursi tepat sebelah pemuda itu berbaring tadi.
“sejak kapan kursi itu ada disitu yah” tanpa sadar dia mengucapkan kalimat bodoh
“apa?” gadis itu menoleh
Deg, dia menoleh heran kearah pemuda itu
“oh, tidak tidak. Sejak kapan kau ada di disitu?”
“sejak kau tidur” gadis itu berbicara datar
“kau sendiri?” pemuda itu kini duduk di samping gadis yang baru dia kenal
“ya”
“aku belum pernah melihatmu, apa kau baru ke sini”
“ya”
“hari sudah jam 10, kau tidak pulang”
“tidak”
Pemuda itu merasa kesal dengan gadis yang baru ia kenal.
“kenapa gadis ini, apa dia ada masalah? Atau penampilan aku yang aneh, ku rasa tidak. Gadis ini yang aneh” pemuda itu menggerutu kesal sendiri, dia hendak akan pulang.
“ tunggu” gadis itu menarik baju pemuda itu
Pemuda itu kembali duduk dan kini pemuda itu menatap gadis itu heran, pemuda itu mencari jawaban sebenarnya gadis ini siapa? Apa dia siluman atau pasien jiwa atau arrghhh pusing !!!
Pemuda itu masih diam, dia menunggu gadis itu bicara duluan. Tapi sudah 5 menit, bibirnya masih saja merapat.
“ada apa? Hari sudah larut, tidak baik anak gadis malam-malam sendirian apalagi ini di bukit, walaupun aku tidak mengenal kau tapi aku tidak mau kau kenapa-kenapa” kini pemuda itu yang angkat bicara
“kau sering kesini?” akhirnya bicara juga gadis itu
“setiap hari”
“kau suka bintang?”
“banget, kau juga?”
“ya, aku suka bintang dan aku ingin menjadi bintang”
“maksudmu?” pemuda itu semakin heran dengan gadis itu, gadis yang aneh, walaupun dia cantik tapi aneh !!!
“aku ingin menjadi bintang di keluargaku, aku ingin bisa menerangi keluargaku”
“aku masih tidak mengerti”
“sudahlah lupakan !!! katanya kau ingin pulang?”
“ya aku akan pulang, tapi kenapa kau cerita ini kepadaku?”
“karena aku percaya padamu, mungkin kau berpikir aku gadis yang aneh tapi aku senang bisa berkenalan denganmu” gadis itu kini tersenyum, senyum yang sangat manis
“terima kasih, aku juga senang berkenalan denganmu. Nama kau siapa?” Tuhan, di balik keanehan gadis itu dia anak yang manis. Apa? Jatuh cinta? Entah lah aku juga tidak tau !!!
“Alyssa saufika umari, panggil ify saja. Kau?”
“aku andryos aryanto, kau bisa panggil debo”
“nama panggilan kita aneh yah, tidak ada hubungannya sama nama asli kita, apa mungkin kita jodoh !!!”
Deg apa yang dia bicarakan, benar-benar gadis aneh.
“aku bercanda kok, kau jangan menatap heran seperti itu” ify hanya nyengir kepada debo, debo pun membalasnya
“ayo pulang, biar ku antar”
“ayo” gadis itu meraih lengan debo dan menggandengnya. Benar-benar aneh !!!
*****
Aku tak tau apa yang kurasakan
Dalam hatiku Saat pertama kali lihat dirimu, melihatmu
Seluruh tubuhku terpaku dan membisu
Detak jantungku berdebar tak menentu
Sepertinya aku tak ingin berlalu
Kini debo sedang di kamar, dia lelah berhadapan dengan kakaknya yang terus saja ngomel kalau dia pergi ke bukit. Sebenarnya debo anak yang baik tapi entah kenapa setelah meninggal gadis yang sangat di cintainya, dia enggan berada di rumah dia lebih suka ke bukit. Kata orang, jika kita rindu sama orang yang sudah meninggalkan kita, lihat lah bintang dan jika kau melihat bintang paling terang itu lah dia.
debo kembali memetik gitar dan dia mulai bernyanyi. Entah kenapa dia ingin menyanyikan lagu itu, percaya padaku. Kenapa gadis aneh itu percaya padaku. Tapi gadis itu terlihat seperti anak yang baik dan manis, argghhhhh. Debo kembali menggerutu dalam hati, aku kenapa? Apa mungkin aku jatuh cinta padanya, tapi !!!
****
Sudah 3 bulan ify dan debo menatap bintang bersama. Debo semakin yakin kalau dia sudah mendapatkan pengganti mantannya.
Malam ini debo melihat ify sedang menangis. Hati debo seperti teriris-iris, dia tidak sanggup melihat gadis yang di cintainya menangis. Tapi malam ini adalah malam bersejarah untuk debo, keinginan debo sudah bulat, dia akan menembak ify malam ini. Tapi melihat keadaan ify sekarang tidak, debo tidak bisa.
“kau kenapa fy?” debo kini duduk di sebelah ify dan membelai rambut panjang ify dengan lembut
Ify yang menyadari debo datang bergegas menghapus air matanya.
“aku tidak apa-apa” ify tersenyum nanar ke debo
“ayo lah fy, aku sudah mengenalmu cukup lama. Kau pernah mengatakan kalau kau percaya padaku”
Air mata ify kembali menetes, dan sekarang dia memeluk debo.
“aku nggak tau de, apa aku harus senang atau sedih” ify melepaskan pelukannya
“aku pernah bilang padamu kalau aku ingin menjadi bintang di keluargaku”
Debo mengangguk, entah kenapa perasaannya tidak enak. Dia merasa ify akan meninggalkannya, jauh dan selamanya
“aku…..” ify menggantungkan kalimatnya
“kau kenapa, ayo lah jujur padaku”
“aku akan kuliah di australia”
Deg TEPAT !!! ify akan meninggalkan debo selamanya, apa yang harus dia lakukan. Melarang ify ke Australia? Tidak debo bukan pemuda sekejam itu
“kau tidak sedih de?”
“kalau kau bahagia aku pasti akan bahagia, ini kan juga cita-citamu menjadi bintang untuk keluargamu”
Debo tersenyum kecut saat itu. Hatinya sangat teriris-iris.
“aku tau de, kau tidak suka aku ke Australia tapi aku juga tidak mungkin membatalkannya”
“fy”
“ya, sebenarnya hari ini mau ku jadikan hari bersejarah dalam hidupku dan mungkin hidupmu juga”
“maksudnya?”
“aku SUKA SAYANG CINTA sama kau fy”
Deg itu lah yang ify takutkan, dia juga SUKA SAYANG DAN CINTA sama debo tapi ify harus ke Australia, dia tidak mau debo menunggu. Debo pasti bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari dia.
Cukup lama ify dan debo diam.
“maaf de, kau tau aku harus ke Australia. Aku tidak mau kau menungguku, aku yakin kau bisa mendapatkan gadis lebih baik dariku” ify berlari meninggalkan debo.
Debo kembali menatap langit, tampak satu bintang berkelap-kelip sangat indah.
“apa kau menertawakanku?” debo kesal dengan bintang yang berkelap-kelip itu
“berhenti menatapku seperti itu” debo seperti orang gila yang bicara dengan benda langit
L
*******
Di kamarnya, debo kembali bernyanyi. Hari ini yah memang hari bersejarah bagi debo, ify menolaknya. Tapi debo yakin ify juga SUKA SAYANG dan CINTA dengannya.
Berikan cintamu juga sayangmu
Percaya padaku ku, ku kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku
Ku berikan cintaku juga sayangku
Percaya padaku, ku kan menjagamu
Hinggak akhir waktu menjemputku
Kau pernah bilang fy kalau kau percaya padaku, apa kau tidak bisa mempercayakan hatimu untukku.
Pacaran jarak jauh kan tidak apa fy, aku akan menunggumu sampai kapanpun.
Tok Tok Tok
Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar debo, dia sangat malas membukanya.
“de, apa kakak boleh masuk?” terdengar suara laki-laki yang masih berada di luar
“kalau kakak Cuma mau menceramahiku sebaiknya jangan, aku ingin sendiri sekarang”
“kakak Cuma mau bilang, kalau kakak akan kuliah di Australia apa kau berminat ikut?”
Mata debo berbinar mendengar Australia, dengan cepat dia membuka pintu dan memeluk kakaknya.
“kau kenapa? Biasanya tidak pernah seperti ini?” tanya kak anton yang merupakan kakak laki-laki debo
“apa aku nggak salah dengar, kakak mau kuliah di Australia? Debo ikut yah?” debo terlihat memelas kepada kak anton
“tapi aku tidak mau kau di DO untuk kedua kalinya !!!”
“pasti kak”
“tapi kena kau begitu bersemangat kuliah di Australia?” debo akhirnya menceritakan kenapa dia suka ke bukit sampai pertemuannya dengan ify
Pletakkkkk
Satu toyoran mengenai kepala debo.
“kau benar-benar adik yang bodoh, terserah kau lah. Kalau sampai kau di DO lagi, kau akan menyusul mantan pacar mu itu”
Debo hanya nyengir lebar ke kak anton.
“kapan kita berangkat kak?”tanya debo semangat
“kau begitu mencintai gadis itu? Sampai-sampai kau seperti orang gila” kak anton melengos melihat sifat adiknya ini, tapi kak anton senang melihat adiknya yang sudah semangat dan bangkit.
Lagi-lagi debo hanya nyengir lebar kepada kak anton.
“kau masih sehat kan de?” tanya kak anton sambil memegang kening debo
“kakak apa’an sih, aku masih sehat walafiat, jadi kapan berangkat?” tanya debo antusias
“satu minggu lagi, kalau kau benar-benar mau ikut segera berkemas”
“satu minggu? Hari minggu dong kak? Ify berangkatnya juga hari itu? Jam berapa kita berangkat?”
“kau ini cerewet sekali debo, kakak punya rencana”
Wajah debo semakin lebar. Debo kembali memeluk kakaknya.
“kak anton pinter, kakak paling TOP deh”
******
Gadis manis bernama ify sudah berada di bandara, dia kelihatan gelisah. Sepertinya sedang mencari seseorang. Yah siapa lagi kalau bukan debo. Tapi ify ragu kalau debo akan datang, tapi setidaknya debo mengucapkan apa gitu, sms atau telepon juga nggak.
“kamu di mana de? Apa segitu marahnya kau dengan ku” air mata ify tak bisa di bendung lagi dan jatuh lah tetes demi tetes.
Ting ting ting *anggap panggilan pesawat*
“Perhatian-perhatian untuk saudara yang bernama ify harap kebagian informasi segera, terima kasih” suara perempuan muda itu memanggil nama ify
“fy kamu di panggil tuh” kata mama ify
Ify dengan malas berjalan ke bagian informasi tapi baru dua langkah dia akan kesana, terdengar suara yang nggak asing bagi ify sedang bernyanyi.
“debo” batin ify
Saat ku tau kau akan pergi jauh
Izinkan aku tuk selalu menantimu
Untuk katakan ku ingin dirimu
Agar kau tau betapa ku terlalu mencintaimu
Aku akan menunggu hingga dirimu Kembali untukku
Berikan cintamu juga sayangmu
Percaya padaku ku, ku kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku
Ku berikan cintaku juga sayangku
Percaya padaku, ku kan menjagamu
Hinggak akhir waktu menjemputku
Wajah ify berbinar, ify tersenyum lebar melihat debo datang ke bandara tapi kenapa dia sangat rapi.
Debo mendekat kearah ify dan menggenggam erat tangan gadis manis yang ada di hadapannya.
“lelaki bodoh”
Debo hanya nyengir.
“mau apa ke sini, sms nggak telepon juga nggak, ku pikir kau marah dengan ku” hiks hiks ify kembali menangis bahkan sangat deras.
debo masih saja nyengir
“berhenti seperti itu lelaki bodoh”
Debo menghapus air mata ify dan sekarang memeluk erat ify. Debo tidak peduli dengan tatapan orang yang mengatakan dia aneh.
“fy, kau percaya padaku?”
“iya, hiks”
“sekarang aku minta kau percayakan hatimu untukku, kau mau?”
Ify hanya mengangguk dan kembali memeluk debo.
>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hehehe
Sebenarnya mau SAD ENDING sih, tapi yah sekali-kali HAPPY ENDING..
Gmana-gmana? Aneh, GAJE, atau apalah !!!
Di tunggu KRITIK dan SARAN !!!
Makasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar