Photobucket
PhotobucketPhotobucket

Rabu, 06 April 2011

Perjuangan berakhir Air mata - - -> part 8

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sore hari yang cerah, tampaknya langit sedang bersahabat dengan semua orang. Yah walaupun sudah sore tapi tetap saja masih ada kendaraan yang lalu lalang. Sama halnya dengan suasana di rumah bu ira pemilik bimbel dan sekaligus calon mertua debo. Semuanya sedang dengan kesibukan masing-masing. Bu ira dan bunda debo sedang asik bergosip ria, oik juga asik mengerjakan PR yang menumpuk, tampak buku-buku berserakan diruang keluarga itu. yah selain oik yang sedang mengerjakan PR, debo juga sedang mengajarkan ify tentang beberapa rumus, rumus tidak perlu diingat tapi dimengerti, itu yang sering debo katakana pada ify.

“de, yang ini gimana? Masih nggak ngerti akh” tampak wajah kesal dari raut muka ify

“aduh ify sayang, udah hampir 5 kali kita ngebahas soal yang sama, gini yah” debo kembali mengajarkan rumus itu kepada ify, sedangkan ify hanya mengangguk-angguk entah dia mengerti atau pura-pura mengerti..

“sekarang gimana?” tanya debo

“apanya yang gimana?” jawab ify polos

“yah soalnya dong istriku” jawab debo gemes

“cie cie istriku, oik jadi pengen di panggil gitu” ledek oik

Yah sekarang muka debo dan ify sudah seperti kepiting rebus.

“kamu sih de, kan disini lagi rame” ify tampak malu-malu

“habisnya kamu tuh bikin aku gemes” debo sekarang mencubit pipi ify, dia udah nggak peduli sama ledekan oik, yah debo sudah terbiasa

Kembali semua dengan kesibukan masing-masing.

“Zahra kamu nggak mau lanjut kuliah?” tanya mama ira

“hah ?” Zahra memasang wajah heran

“iya kuliah, mama ira tau kok kalau kamu anak yang pinter gimana kalau kamu kuliah kedokteran saja, mama punya kenalan disana, kalau kamu mau bisa mama urus” tawar mama ira

“nggak usah lah ma, Zahra sudah enak kok kayak gini”

“nggak Zahra, mama tau kamu pinter dalam bidang medis jadi kamu mau yah?”

Zahra tampak masih berfikir, mama ira sangat baik sama keluarganya, bahkan terlalu baik. Ayahnya sekarang sudah berkerja di salah satu perusahan milik teman mama ira. Yah jabatan sebagai manager itu sudah terlalu WAW bagi Zahra. Ayahnya memang memiliki kemampuan dalam bidang itu, tapi yah mana ada perusahan yang mau menerima ayahnya, hanya ijazah SMA yang ayah Zahra miliki tapi sekarang semua berubah. Yah itu karena adiknya debo.

Ayahnya sudah mendapatkan pekerjaan yang layak, oik sudah bersekolah lagi, dan debo bisa melanjutkan kuliah. Zahra memang sangat ingin kuliah lagi, yah seperti mama ira bilang, jurusan kedokteran. Zahra memang suka menolong orang. Tapi…

“gimana Zahra, kamu mau yah?” pinta mama ira

Zahra tampak masih bingung, dia mau bahkan sangat mau. Zahra menatap bundanya yang sepertinya memberi jawaban terserah kamu.

“mau yah?” lagi-lagi suara mama ira terdengar

Zahra hanya tersenyum dan mengangguk.

“bagus, besok kamu, mama ira dan bunda ke sana” mama ira sangat senang dengan jawaban Zahra, yah sama halnya dengan bunda halimah.

“kak Zahra mau kuliah waw asik dong” terdengar suara anak laki-laki yang sudah tidak asing lagi baginya.

“iya de”

“kedokteran kak? WAW keren, oh iya kuliah di tempat kakaknya cakka aja kak, dia baru pindah kesini, kata cakka sih mau menetap disini dan kuliah jurusan kedokteran juga”

“cewek atau cowok de?” tanya Zahra

“cowok kak, tapi baik loh, aku yang jamin, dia suka gado-gado juga, nah kak Zahra kan jago tuh, mungkin aja aku dan cakka bisa jadi ipar, hahay :D”ledek debo panjang lebar

“hush ngawur kamu, kakak mau kuliah de bukan mau cari suami”

“sambilan bisa lah kak” tetap aja debo masih meledek

Hari yang sore itu kini semakin senja dan beranjak malam.

“de, kamu nggak ngajar bimbel?” tanya ify

“ngajar kok sayang, tapi kan jam 7, lah sekarang masih jam 6” debo masih sibuk memperhatikan ify yang sedang mengerjakan beberapa soal yang dia berikan

“ya sudah kamu siap-siap aja dulu, nih aku sebentar lagi juga selesai”

Debo melihat soal yang ia berikan kepada ify, yah memang tinggal satu soal lagi.

“ya sudah aku siap-siap dulu, kerja’in yang bener yah cantik” debo membelai rambut ify dan tersenyum, ify membalasnya.

Kini bulan mulai menampakkan dirinya. Yah udara malam sangat dingin malam itu, debo sudah bersiap dengan jaket yang cukup tebal. Sebenarnya mama ira menawarkan sopir untuk mengantar debo tapi seperti biasa debo menolak secara halus, dia lebih suka melakukan hal sendiri selama dia bisa. Yah debo memang tidak suka membuat orang repot, kalau bisa sendiri kenapa harus minta bantuan. Dalam kehidupan dunia memang manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain tapi tidak semua yang kita kerjakan harus minta bantuan orang bukan ??

“aku berangkat dulu yah sayang?” pamit debo pada ify

Yah sekarang hanya ify yang mengantar debo sampai debo benar-benar berangkat. Mama ira, bunda halimah, ayah, Zahra dan oik sibuk di dalam. Entahlah apa yang sedang mereka lakukan.

“iya hati-hati yang de, ngajar yang bener, awas aja kalau ngelirik muridnya” ancam ify tapi masih dengan senyuman

“iya istriku” debo mengusap kepala ify dan kembali menghidupkan motor.

*****

Suasana bimbel sudah mulai ramai, banyak sekali kendaraan sekarang. Dan banyak pula keluarga yang mengantar anaknya untuk bimbel. Kini debo sedang memakirkan motornya di tempat yang aman.

“malam bu dede” sapa debo

“jangan panggil bu kali, masih muda juga” keluh dede

“kan harus ngasih contoh yang baik, nggak enak di denger murid kalau saya manggil nama” jelas debo

“yah terserah kamu deh”

Debo kini duduk di bangkunya.

“masih 15 menit lagi, hm ngapa’in yah enaknya” debo tampak melihat sekeliling, yah tidak ada apa-apa. Debo merasa jenuh.

“baca buku aja”

Tetttttt Tetttttt Tetttttt

Bunyi pertanda bimbel akan dimulai, debo masuk kedalam kelas yang akan dia ajarkan. Yah murid-murid sudah duduk manis dan memberikan senyum kepada debo. Sambutan yang hangat. Yah kira-kira sudah1 bulan debo tidak mengajarkan. Dan murid-muridnya juga tidak berubah.

“malam adik-adik” sapa debo kepada semua murid bimbelnya

“malemmm kak deboooooooooo” teriak mereka dan bagi siapa yang mendengar itu seperti anak-anak TK yang sedang berteriak

“semangat sekali kalian”

“iya dong kak, harus itu” kata ray

“gimana selama kakak nggak ngajar kalian, ada yang berubah nggak?” tanya debo

“kak debo makin cakepppppp” kata anak perempuan yang bernama acha

“iyaaa tapi sayang udah punya calon istri” ledek nova

“calon istri? Kalian tau dari siapa?” tanya debo heran, kok bisa murid-muridnya tau masalah ify

“tau dong kak, noh si deva kan raja gossip” kata ozy

“loh kok gue?” kata anak laki-laki yang merasa namanya di sebut

“iya kan loe yang ngasih tau kita deva, haduh masak loe lupa sih” kata ozy

“iya yah” deva masih mencoba mengingat-ingat, apa iya gue pernah ngomong gitu

“haduh loe kok pikun gitu sih, kan loe bilang kalau loe denger pembicaraan ibu ira sama bu dede, sekarang ingat”

1 detik

2 detik

3 detik

“oh iya iya gue ingat” kata deva cengir

“jadi kamu ngupik deva” kata debo

“bukan kak, tapi Cuma nggak sengaja denger” kata deva polos

“sama aja kali” teriak acha

“beda dong, kalau ngupik sengaja denger nah gue kan nggak sengaja denger” jelas deva membela diri

“calon istri bapak anak bu ira yah?” tanya acha

“loh kok bisa tau lagi, apa dari deva lagi?” tanya debo, dia heran kok murid-muridnya bisa tau

“kali ini bukan kak, tapi dari bu dede” kata lintar

“kok bisa?” tanya debo heran

“deva yang maksa kak” kata nova

“kok gue lagi, tapi kan kalian juga ikut maksa-maksa” deva membela diri

“ya udah ya udah kapan mulai bimbel nih kalau ribut terus” debo mulai kembali focus belajar

“jadi bener kakak udah punya calon, cie cie” ledek acha

“sudah yah, kalian masih kecil jadi belajar aja yang bener”

“jangan lupa undangan yang kak, kami semua pasti datang” kata lintar mantap dan diikuti anggukan anak-anak yang lain

“iya iya” jawab debo pendek

“ada yang nggak hadir?” tanya debo sebelum memulai proses bimbel

“ada kak, pacarnya keke, selama kakak nggak ngajar dia juga nggak bimbel” kata ray

“pacar keke? Siapa? Haduh kalian ini masih SMP kok pacar-pacaran”

“kok pacar gue? ogah deh punya pacar kayak lilin” keluh keke

“lilin lilin tapi loe suka kan” ledek ozy

“NGGAK” teriak keke mantap

“sudah sudah, haduh pusing saya lama-lama, masih kecil sudah pacaran aja”

“nggak apa-apa dong kak, pacaran kan sehat (?)” kata lintar

“loe punya nova, lah kita nggak ada” kata deva polos

“yeh siapa bilang gue sama lintar, gue kan suka sama kakaknya acha, kak Alvin” ceplos nova

“hah, loe suka sama kakak gue?” tanya acha heran

“eh anu itu…” nova tampak gelagapan

“sudah sudah, siapa yang nggak masuk?” debo memecahkan keributan

“rio kak” kata ozy

“sudah coba di hubung’in nggak sama bu dede?” tanya debo

“yeh mana kita tau kak, tanya aja sama bu dede” kata ozy

“ya sudah sekarang kita mulai belajar aja yah, semua tolong focus” kata debo

Sekarang semua murid bimbel tampak serius dengan soal-soal yang diberikan, yah walaupun tetap aja ada keributan.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar