Photobucket
PhotobucketPhotobucket

Kamis, 07 April 2011

De' Little Kreenz Matahariku

ini cerpen tentang anak-anak DLK dan pelatihnya..

maaf ngawur dan aneh-aneh gimana gitu yah..

ini cerita saya buat berdua sama “ADISTI NATALIA”

di tunggu kritik dan sarannya

Enjoy IT !!!

Semoga Suka :)

******


Bola api raksaksa kian lama kian menampakkan wujudnya, membuat sebagaian orang enggan berlama -lama berada diluar. Mereka tak ingin kulit mereka itu terbakar oleh ganasnya bola api itu.
Tapi tidak dengan 2 pemuda ini. Mereka terlihat sibuk mengajari 7 anak yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 1 anak laki laki.

"nggak gitu gerakannya! Lihat kak alend nih." ujar pemuda yang pertama, ia mencontohkan beberapa gerakan. Anak anak itu sibuk memperhatikannya. Ada yang mengangguk, ada pula yang langsung menirukan gerakannya.

"woy oncom sini napa? Sibuk amat ama kucing!" tegur pemuda itu.

"ntaran akh. Lagi ngasih makan nih. Kasian dari kemarin nggak gw kasih makan. Lagian oncom kok teriak oncom?" ujar pemuda yang satunya lagi.

"ye gw timpuk juga loe lama-lama! Sini woy!"

"iya iya sabar donk. Luna manis disini aja jangan kemana mana. Noh sih oncom dari tadi sibuk sendiri!" ujarnya sambil mengelus elus hewan kesayangannya itu.

Hari semangkin siang, bola api itu semangkin ganas. Ia siap membakar siapa pun yang berada di bawahnya.

"kak, istirahat dulu ya. Adil capek nih." keluh anak laki laki yang masih berusia 7tahun itu.

"ya udah istirahat 5menit!"

"ya kak alend mah masa cuman 5 menit?"

"yaudah istirahatnya 3 menit aja!"

"ya kakak mah." keluh anak anak itu kompak.

"kak anton kok diem?" ujar anak perempuan yang lucu nan manis itu.

"eh apa yone? Lagi males ngomong aja."

3 menit telah berlalu, kini saatnya memulai latihan kembali.

"aduh najla jangan gitu, nih liat kak anton."

"oh iya iya kak."

"ayo ayo yang semangat!"

1 jam
2 jam
3 jam..

Ntah sudah berapa jam mereka berlatih. Hingga bola api raksaksa itu lama lama tenggelam.

"nah gitu baru betul. Untuk hari ini cukup, besok lanjut lagi. Oc?"

"oc kak."

****

'..yakin mau ngedaftarin mereka kesana?' lagi lagi suara dari pemuda itu yang ia dengar. Mengapa suara itu terus dan terus mengema di telinganya? Ia menghembuskan nafas pelan.
'..mereka masih terlalu kecil lend..'

'..umur mereka aja baru 7 tahun sama 6 tahun..'

arrggh... Pemuda itu menjerit pelan, cukup! Cukup! Ia akan mendiskusi kan masalah ini besok dengan temannya.

2 pemuda kini telah berkumpul, ya berkumpul untuk melakukan diskusi bersama.

"jadi?"

"gw mau daftarin mereka ke ajang itu nton."

"tapi menurut gw mereka masih kecil, belum saatnya mereka ikut kayak begituan!"

"mereka punya bakat. Kenapa nggak di keluarkan? Siapa tau dengan itu bakat mereka dapat berkembang."

Mereka berdua sibuk mengeluarkan argumen masing masing, tidak ada yang mau mengalah. Karena menurut mereka argumen mereka lah yang paling benar.

"ok, gini aja kita minta pendapat dulu sama orang tua mereka. Bagaimana?"

"ya, gw setuju."

Sudah satu pekan ini alend sibuk mendatangin rumah demi rumah dari ke 7 anak itu, tentu ia pergi di temanin oleh anton. Ya kedua pemuda itu sudah bagaikan kakak adik, meskipun setiap kali bertemu ada saja yang mereka ributkan.

"besok temenin gw ngambil fomulir ya?" ujar alend bersemangat.

"harus besok ya?"

"nggak tahun depan! Ya iya besok!"

"iya iya gw temenin. Udah akh gw mau tidur." akhirnya pria yang bernama anton pun mengalah.


Pagi menjelang, nyanyian pagi dari burung menyumbangkan suara yang indah. Banyak orang yang sudah melakukan aktifitas rutinnya.

"mari berangkat!" ujarnya bersemangat.

"loe aja yang nyetir. Kepala gw pusing."

"nggak jadi masalah."

Brum brum...

Pemuda itu mulai menyalakan mesin mobilnya.

Jalan begitu padat, banyak mobil maupun motor yang berlalu lalang disini.

Suara suara dari tiap kendaraan itu menyumbang bisingnya siang ini. Asap yang keluar dari knalpot juga ikut menyumbang polusi disana.

"APA jadi fomulirnya sudah habis?" tanya pemuda itu. Dari nada dan mimik mukanya terlihat sekali ia merasa jengkel.

"ia mas. Fomulirnya sudah habis." jawab orang itu.

"udah lah. Mungkin belum saatnya meraka ikutan!" pemuda yang satunya mencoba menenangkan teman karipnya.

"nggak! Pokoknya harus dapat!" jawabnya tegas.

Di tengah keributan dua pemuda itu, tampak satu wanita tua yang kelihatan bingung.

“apa yang kalian ributkan? Ini tempat umum dan banyak anak kecil lagi” wanita itu kini berada di tengah-tengah kedua pemuda itu

Yah kedua pemuda itu tengah ribut di tempat pembelian formulir, walaupun formulir sudah habis tapi suasana di sana masih terlihat ramai. Dan tepat, masih banyak anak-anak.

“maaf bu’ kami mau membeli formulir tapi sudah habis” pemuda bernama anton bicara

“dan aku yakin anak-anak didik kami pantas masuk ajang itu” sekarang pemuda bernama alend ikut bicara

“hm kebetulan sekali” wanita tua itu mengeluarkan selembar kertas, dan kedua pemuda itu tau kalau itu adalah formulir, apa mungkin !!! semoga saja !!!

“ini aku berikan kepada kalian, sebenarnya ini untuk anak saya tapi dia baru saja masuk Rumah sakit jadi tidak mungkin dia ikut ajang seperti ini, padahal bakatnya lumayan” wanita tua itu tampak sedih

“sudah lah bu, Tuhan sudah memberikan rezeki masing-masing kepada kita dan terima kasih untuk formulirnya”

“kami pasti tidak akan melupakan jasa ibu dan cepat sembuh untuk anaknya”

“ya terima kasih dan sukses untuk kalian”

Wanita tua itu berlalu pergi meninggalkan kedua pemuda yang masih menggenggam formulir itu.

“apa gue bilang, kalau rezeki nggak akan kemana kok lend”

“iya gue tau, anak-anak memang punya bakat dan mereka pantas masuk ajang itu”

“terserah loe deh, sekarang kita kemana? Gue udah capek nih, mana belum makan dari pagi” keluh anton,

“kita cari makan”

****

Silaunya matahari kini masuk ke kamar salah satu pemuda itu. yah ke kamar alend. Alarm handphonenya berbunyi dan bergegas dia siap-siap karena hari ini adalah hari bakat anak didiknya akan diterima juri atau tidak. Pemuda itu sangat yakin kalau anak didiknya akan lolos.

Pemuda itu kini sudah rapi dan sekarang dia sibuk mengoles roti yang ada di hadapannya dengan selai.

Tok tok tok

Terdengar suara ketuk pintu rumah pemuda itu.

“masuk aja ton, nggak gue kunci”

“loe belum siap?” tanya pemuda yang baru masuk itu, heran melihat alend yang baru hendak sarapan

“udah pagi-pagi jangan ngomel deh, sekarang ayo berangkat, anak-anak juga sudah siap kata mama mereka” pemuda bernama alend sekarang sibuk mencari sepatunya

“kebiasaan buruk” ucap anton pelan

“apa loe bilang” alend melirik tajam anton

“nggak”

“gue udah siap, ayo buruan”

*****

Studio sangat ramai, ada banyak bakat di sana. Anak-anak didik alend dan anton semakin gugup. Anton berusaha membuat mereka tenang. Yah di banding alend, anton lebih lembut kalau menghadapi anak-anak.

Yapz sekarang giliran anak didik alend dan anton.

“ayo semangat, ini kesempatan kalian” alend memberikan semangat kepada anak didiknya

“usaha semampu kalian yah, kalau nggak bisa jangan di paksa’in” nasihat anton

“loe apa’an sih nton,kalau nggak bisa yah harus bisa, di usaha’in, kakak nggak mau ada yang nggak bisa yah” ancam alend

“mereka masih kecil kali lend”

“terserah loe deh”

Yah sudah di mulai, anak didik alend dan anton kini sedang menunjukkan kemampuan mereka. Dan nyaris tanpa catat. Juri-juri juga memberikan standing aplouse kepada mereka.

“kalian little little tapi keren”kata salah satu juri

Juri masih saja bertepuk tangan setelah melihat anak-anak didik alend dan anton. Memberikan jempol untuk mereka. Yah memang seperti kata juri “little little tapi keren”

Saat yang mendebarkan tiba. Anak-anak didik alend dan anton di suruh naik ke atas panggung bersama pelatih mereka. Hanya kak alend saja yang naik ke atas panggung. Dan sudah seperti dugaan DLK atau “De little Kreenz” masuk ke ajang tersebut.

Anak-anak DLK terlihat gembira ketika nama mereka di sebutkan juri masuk ke babak selanjutnya

Terutama pelatih mereka kak alend dan kak anton.

Jejaring social FACEBOOK juga heboh dengan ajang pencarian bakat itu, dan tidak sedikit yang suka dengan DLK, bahkan sangat banyak. DLK juga sudah memberikan nama untuk fans mereka “KREENZHOLIC”

******

Prok prok prok

Lagi-lagi tepuk tangan yang sangat heboh dari penonton, tak terkecuali juri. Juri memberikan standing aplouse kepada anak didik alend dan anton. DLK memberikan konsep yang menarik tiap minggunya apalagi dance mereka. DLK itu belum bergerak saja sudah heboh para penonton. Muka mereka yang lucu itu lah yang membuat penonton heboh, apalagi saat mereka dance. *jadi kangen*

Hari sabtu adalah hari dimana anak-anak berbakat menunjukkan aksinya, dan hari minggu adalah hari pengumuman siapa yang bakatnya haris berhenti. Dan hari minggu pula ada bintang tamu, bintang tamu yang bisa di bilang artis papan atas.

Hari ini penyanyi terkenal bernama agnes monika akan menjadi bintang tamu. Tampak perempuan cantik berparas tinggi langsing sedang bersiap-siap. Yah sekarang dia sedang bernyanyi matahariku, semua penonton diam sunyi dan hening. Penonton asik mendengarkan suara merdu penyanyi terkenal itu. yah siapa yang tidak kenal agnes, sukses menjadi penyanyi cilik, pemain sinetron, pemain layar lebar, dan sekarang penyanyi dewasa. “Dia semakin cantik” itu lah yang ada di pikiran anton saat ini.

“kau kenapa? Ayo bersiap-siap, sebentar lagi pengumuman” alend datang mengagetkan anton yang masih asik melihat agnes dari belakang panggung.

MC sudah memutuskan siapa yang keluar, dan DLK akan berlanjut minggu depan. Tampak raut gembira dari anak-anak yang lucu itu ketika berjingkrak-jingkrak senang.

Anak-anak DLK sibuk mengganti kostum sama halnya dengan alend dan anton.

“Anton gue ke WC dulu yah, loe urus anak-anak” pinta alend

“okeh”

Hampir 20 menit alend ke WC.

“lama amat tuh orang, kitakan harus balik sekarang” tampak raut kesal dari wajah anton, dia hendak menyusul alend

Tapi baru saja dia akan melangkahkan kaki, tampak dari jauh alend sedang ngobrol dengan penyanyi terkenal itu. yah siapa lagi kalau bukan agnes. Anton mendekati mereka.

“lend dari tadi gue tunggu juga, loe di sini ternyata”

“maaf ton, ya udah kita pulang yuk” baru saja alend melangkahkan kaki, ada tangan yang menarik lengannya

“tunggu”

“ada apa?” tanya alend dengan nada malas

“nama kamu siapa?” agnes memberikan tangannya dan tersenyum manis ke alend, tapi

“aku anton” pemuda yang bernama anton membalas tangan agnes, dengan cepat agnes membuangnya

“aku tidak bertanya denganmu, aku bertanya dengan pemuda yang ada di depanku”

Alend dengan malas berkenalan dengan agnes.

“what !!! terlalu nih alend, dia nggak tau apa agnes itu pernyanyi terkenal” batin anton kesal melihat sifat agnes yang buruk terhadapnya, dan alend dengan malas menjabat tangan agnes.

“gue boleh minta nomor telepon loe nggak?” pinta agnes

“mana handphone loe” alend sekarang memencet beberapa digit nomor dan menyimpannya.

“ini sudah” alend memberikan handphone itu kepada pemiliknya

“nanti gue telepon yah”

“kalau gue nggak sibuk”

Sekarang alend dan anton berjalan kea rah anak-anak didik mereka.

“lend, loe nggak tau cewek yang baru minta nomor telepon loe tadi siapa?” tanya anton yang masih nggak percaya

“gue tau, dia agnes monika kan, trus masalahnya apa?” alend terlihat biasa saja saat ini

“gue pikir dia suka sama loe” kata anton singkat

“yah gue tau, banyak kok yang suka sama gue”

“Mau muntah gue dengernya” batin anton

*****

Berhari hari telah berlalu, ya semenjak kejadian tempo hari. Alend dan agnes menjadi teman akrab. Hampir setiap hari mereka berkomunikasi. Baik melalui sms maupun telepon. Tapi tetap saja sikap alend terhadap agnes belum berubah.


Acuh, cuek, dingin, dan jutek. Ya itulah sifat alend terhadap agnes. Padahal sudah beberapa kali agnes menunjukkan perasaannya pada alend.

Ya agnes jatuh cinta pada alend sejak pertemuan itu. Tapi alend? Ntahlah hanya Tuhan dan alendlah yang tau.


"sifat jelek tuh di ubah kenapa?" tegur pemuda yang bernama anton.

"sifat jelek yang mana? Perasaan sifat gw bagus bagus aja."

"bagus? Nggak salah loe ngomong? Sifat acuh, cuek, dingin, dan jutek di bilang bagus? Ckckck"

"kok loe yang ribet? Cwenya aja nggak masalah tuh." ujar alend cuek, setelah itu ia pergi meninggalkan anton.

"gw cuman nggak mau cwe yang gw suka patah hati gara gara loe lend!" cicit anton pelan.


"hallo kenapa nes?"

"oh ia ia. Lagi sibuk ngurusin anak dlk."

"ganggu? Ya lumayan kok."


Percakapan alend dan agnes via telefon itu membuat anton yang tak sengaja mendengarnya pun menjadi sedih dan geram.

'kapan sh tuh orang bisa lembut sama cwe?' batinnya kesal.

'kenapa juga sh agnes malah suka sama tuh cwo? Padahal kan gantengan gw!' lagi lagi pemuda itu membatin.



Pagi yang cerah, matahari yang dengan sombongnya menampakkan wujudnya, dan cicitan burung yang indah.

"udah siap belum nton?"

"bentar lagi ngepak baju."

Ya hari ini merupakan hari dimana anak anak dlk berserta pelatih berangkat menuju jakarta.


Dengarlah matahariku suara tangisanku ku bersedih karena panah cinta menusuk jantungku.

Nyanyian dari handphone alend terdengar itu menandakan ada sebuah panggilan masuk.

"iya ini lagi mau ke jakarta."

"iya ntar kita ketemuan."

"di studio aja."

"ok sip."


Tut, komunikasi via handphone pun terputus.


"siapa lend?"

"biasa fans gw, sih agnes."

"oh.."

'kapan ya sih agnes telepon gw kayak gitu!'

'ngarep amat loe nton! Kagak mungkin!'

****

Sesampainya di jakarta semua anak dlk berhamburan keluar dari mobil, mereka semua sudah tak sabar ingin bertemu teman teman mereka disana.

"dewi, jangan lari lari nanti jatuh. Vina nggak boleh dorong dorong temen kayak gitu." tegur anton memperingatkan anak didiknya.

"bawel amat dah. Namanya juga anak anak! Wajar kali kayak gitu." ejek alend.

Tak terima dengan ejekkan alend, anton pun membalasnya.

"ye, gw mah orangnya baik, perhatian, nggak kayak loe CUEK!" kata anton dengan penekanan dikata CUEK.

"gw nggak cuek tuh. Loe tuh lebay!"

"eh eh gw nggak lebay tau! Loe galak!"

Ya pertengkaran itu terus terjadi. Tak ada satupun dari mereka yang mau mengalah.

"kak alend sama kak anton kok berantem?" ujar fadil salah satu anggota dlk. Wajahnya yang lucu itu sekarang sedang memperhatikan 2 kakak pelatihnya dengan bingung.

"tuh sh kak alend yang ngajak ribut duluan!"

"loh kok jadi gw? Loe aja yang lagi sensi!"

"au akh, capek gw ngomong sama loe. Mending tidur." ujar anton setelah itu ia masuk kedalam hotel yang telah disiapkan oleh panitia acara tersebut.

'aneh tuh orang. Nggak biasanya tuh orang kayak gitu. Akh peduli amat!'



"apa lagi sh akh? Gini salah gitu salah. Maunya apa?" maki pemuda itu terhadap lawan bicaranya.

"gw kan nggak bilang salah! Gw cuman bilang KURANG bagus!"

Bertengkar lagi bertengkar lagi, ntahlah sudah berapa kali 2 pemuda ini bertengkar. Masalah yang awalnya kecilpun jadi besar.

"sama aja kan? Intinya loe nggak suka saran gw, sekarang terserah loe! Gw nggak mau ikut campur!"

"loe kenapa sh nton? Akhir akhir ini sifat loe aneh! Suka marah marah nggak jelas!"

"ye suka suka gw donk! Hidup hidup gw. Mau gw suka marah, nangis sekalipun nggak ada urusannya sama loe!"

"ooh gitu! Ok mulai sekarang jangan temenan lagi sama gw! Kita nggak ada hubungan apa apa! Selain hubungan kerja!"

"ok siapa takut!"


Semenjak kejadian itu alend dan anton seperti orang tidak mengenal satu sama lain. Jangankan mengobrol, menegurpun tidak.

"kak anton lagi berantem ya sama kak alend?"

"eh? Nggak kok, kata siapa?"

"itu aura liatin dari kemarin marin kak anton nggak ngomong sama kak alend."

"nggak kok. Cuman ada sedikit masalah aja."

"bener?"

"iya dek aura. Kok jadi bawel sh?"


" ola cuman nggak mau liat kakak berdua berantem."

“iya kak adil juga nggak suka lihat kakak berantem”

“kalau kakak berantem, nazla mogok latihan”

“salsa juga”

“ola juga”

“dewi juga”

“vina juga”

“yone juga”

“adil apalagi, kalau kakak berantem teyus kami nggak semangat latihan”

Tampak raut sedih dari muka anak-anak, anton paling nggak suka melihat anak kecil sedih. Entah kenapa dia sangat sayang sama anak-anak ini. Tapi bagaimana dengan alend? Dia orang yang egois, Cuma mikirin diri sendiri, sama anak kecil juga nggak ada baik-baiknya. Ntah lah tuh orang apa bisa kelak menjadi bapak untuk anak-anaknya.

“kalian jangan gitu dong” anton memeluk anak-anak DLK semua

“kalian anak-anak berbakat, jadi ini kesempatan kalian untuk menunjukkan bakat kalian” masih memeluk anak-anak DLK

“tapi adil cedih lihat kak alend dan kak anton belantem”

Hiks hiks

Terdengar isang tangis dari anak-anak DLK,anton bingung harus bagaimana.

“jangan pada nangis dong”

“tapi kakak baikan dulu di hadapan kami” pinta adil yang sedang mengusap hidungnya

Tiba-tiba alend datang ke tempat mereka.

“eh, loe apa’in anak-anak sampai nangis kayak gini” bentak alend

“ini bukan salah kak anton” kata gadis mungil yang kini berada di tengah-tengah alend dan anton

“stop deh, jangan sedih-sedih gini, males gue lihatnya” alend pun berlalu meninggalkan anak-anak DLK dan kak anton

Tangis anak-anak DLK pun pecah semakin menjadi-jadi. Anton dengan erat memeluk mereka

“jangan nangis lagi dong, kakak jadi sedih nih”

“hiks hiks hiks, kakak baikan yah hiks sama kak alend hiks” kata fadil di selingi tangis

Anton tampak berpikir cukup lama, tapi demi anak-anak didiknya dia harus membuang sisi egoisnya.

“iya nanti kak anton bicara sama kak alend yah”

“tapi nggak pake belantem yah, janji” kata nazla yang memberikan jari kelingkingnya, anak-anak DLK yang lain juga ikut seperti nazla

“iya kakak janji”

Anton tersenyum manis kepada anak didiknya, tampak raut gembira dari mereka. Mereka kembali ceria. Tapi anton masih ragu untuk bicara dengan alend, apa dia bisa menghilangkan sisi egois demi anak-anak.

Anton mengusap kepala anak-anak DLK satu-satu dan pergi ke tempat alend berada.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah laki mendekat kearahnya.

“gue Cuma nggak mau mereka gagal nton”

Yah sepertinya alend sudah tau kalau yang datang itu anton.

“ya tapi loe juga nggak boleh bersikap kayak gitu sama mereka, mereka masih kecil psikologis mereka juga belum berkembang”

“loe tau apa tentang psikologis, seharusnya loe juga di periksa”

“kok loe jadi nyalahin gue, loe tuh yang salah”

“loe lebih mentingin si luna dari pada anak-anak”

“dia binatang kesayangan gue dan nggak ada yang bisa ngerawat dia selain gue, loe mau ngerawat dia?”

“ogah banget gue sama kucing”

“trus mau loe sekarang apa?” tanya pemuda yang bernama alend

“gue mau loe bisa bersikap lebih lembut sama mereka”

“kalo gue nggak mau?”

“gue berhenti jadi pelatih mereka”

“apa-apa’an loe Cuma masalah ini aja loe berhenti”

“gue nggak bisa ngelihat loe ngebentak anak-anak ALEND” terdapat penekanan dari namanya

“gue nggak ngebentak kali, gue Cuma…”

“Cuma apa?”

“gue tau sifat cuek dan arogan loe nggak bisa di hilang’in, okeh gue terima sikap loe sama agnes tapi gue nggak bisa terima sifat loe sama anak-anak”

“kok loe jadi bawa-bawa agnes sih? Ohh gue tau sekarang, loe suka kan sama dia? Udah ambil aja, gue juga nggak peduli”

“ambil? Loe kira barang. Lupa’in agnes, sekarang kita pikirin anak-anak”

“memangnya anak-anak kenapa?” tanya alend polos

“loe bodoh atau gimana sih, loe lihat mereka nangis tadi” anton mulai emosi menghadapi alend

“iya gue lihat, loe kira gue buta apa”

“mereka itu nggak suka lihat kita berantem, mereka mau mogok latihan kalau kita terus berantem”

“mogok? Mereka itu..” alend mulai emosi dan hendak ke tempat anak-anak

“STOP !!! loe mau apa? Mau marahin mereka? Buang sifat egois loe alend, sekarang mending kita baikan demi anak-anak”

Alend tampak berpikir, apa gue terlalu kasar sama mereka. Tapi gue nggak mau lihat mereka gagal. Mungkin anton ada benernya, gue harus bersikap lembut sama mereka.

“okeh demi anak-anak”

Alend dan anton akhirnya berbaikan, mereka berdua ke tempat anak-anak DLK. Anak-anak DLK sedang asik bermain, ada yang sedang makan tapi tidak ada yang latihan.

“oh jadi gini yah kalian kalau kakak pelatihnya sedang nggak ada” anton melotot tajam kea rah alend

Anak-anak DLK memperlihatkan wajah takut mereka.

“adik-adik kakak, capek yah latihan? Ya sudah kita makan dulu yuk” alend membelai rambut mereka satu persatu

Tampak wajah gembira dari anak-anak DLK.

“kami sayang kak alend dan kak anton” mereka semua kompak memeluk pelatihnya

Ya semenjak hari itulah perlahan lahan sifat alend melunak. Ia menjadi pemuda yang sabar dan penyayang.

Persahabatannya dengan anton pun membaik. Tidak ada lagi pertengkaran. Walaupun ada itu hanya pertengkaran kecil.


"wuah.. Gw keren kan nton? Bayangin aja seorang agnes bertekuk lutut sama gw! Hahaha" ujar alend senang. Anton yang sedang sibuk merawat kucing kesayangannya pun tidak menanggapi. Bosen katanya denger kata kata itu itu saja dari alend.

"woy nton denger kata gw nggak sh?"

"denger." jawabnya cuek.

"buset dah, tuh kucing bulunya udah lurus, ngapain di sisirin lagi? Di bonding aja sekalian." canda alend.

"boleh juga usulnya. Besok gw bawa ke salon dah."

"akh terserah dh. Eh eh kalau misalnya gw nembak sh agnes gimana?"

"nggak gimana mana."

"pasti diterima ya? Secara gw alend gitu dancer paling jago sedunia!" lagi lagi alend membanggakan dirinya.

"luna laper ya? Mau makan?" tanya anton nggak nyambung. Alend yang mendengar perkataan sahabatnya itupun hanya melotot. Tangannya ia kepalkan.

"akh kagak nyambung! Nggak asyik loh!" ujarnya kesal, lalu meninggalkan anton yang masih sibuk dengan kucingnya.

"dia aneh ya lun? Emang dari dulu, tau dah nemu dimana tuh orang."


Pemuda itu dengan terburu buru menghampiri gadis yang sedang duduk di taman itu.

"nes maaf telat." ujarnya lalu duduk di samping gadis itu.

"ia gak pa pa kok. Kenapa ngajak ketemuan? Tumben." ujarnya bingung. Jelas saja ia bingung. Tidak biasanya pemuda yang sedang duduk di sampingnya mengajak bertemu, biasanya ia yang meminta.

"hmm ada yang pingin aku omongin sama kamu."

"apa?"

"hmm itu, aduh gimana ya?" kini pemuda itu sedang menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"aku suka sama kamu!" aku perempuan itu akhirnya.

Pemuda di sampingnya terlihat bingung, baru saja ia mau mengucapkan kalimat itu.

"aku juga suka sama kamu. Maaf kalau selama ini aku cuek sama kamu."

"iya aku ngerti kok. Kamu nggak mau kan ada gosip yang nggak nggak tentang kamu?"

Pemuda itu mengangguk.

"jadi kamu mau jadi cewek aku?"

dag dig duer... Ya seperti itu lah sekarang yang dirasakan alend. Jantungnya terpacu, keringat dingin mulai keluar dari pori porinya.

"aku mau.. Tapi..." perempuan itu menggantungkan perkataannya.

"tapi apa?"

"maaf aku nggak bisa. Aku sudah di jodohkan oleh kedua orang tua ku." ungkap gadis itu.

"tapi kenapa kamu waktu itu mendekatiku?"

"ya kedua orang tuaku memberi aku waktu sebulan untuk mencari pendamping hidup untukku. Dan waktu itu sudah habis. Maaf besok aku harus ke kanada untuk melangsungkan pertunanganku." jelas gadis itu panjang lebar, setelah menjelaskan semua itu iapun pergi.

Alend masih melongo layaknya orang tolol. Dia masih saja diam di taman, bukannya mengejar agnes tapi entah lah apa yang dia pikirkan saat ini.

Matahari kini bergantian dengan bulan. Tapi pemuda itu masih tetap berada di taman.

*****

“mana yah alend kok lama banget?”

“meowww”

“kamu juga khawatir yah luna?”

“meoww”

“apa aku susul alend saja? Gimana pendapatmu !”

“meoww”

“okeh, luna sayang anton pergi menyusul alend dulu yah, kamu baik-baik disini” anton membelai bulu kucing kesayangannya itu

“oh iya kalau mau makan, itu sudah aku siapin”

Luna tampak menggeliat ke badan anton, anton menggendong kucingnya ke tempat makan luna.

“hati-hati yah luna manis”

“meoww”

*****

Anton sudah berada ditaman saat itu, dia celingak-celinguk melihat hawa-hawa alend berada.

“kemana tuh orang, apa mungkin di makan pocong” anton menggerutu dalam hati, dan dia melihat sosok yang sudah tidak asik lagi

“nah tu tuyul” anton berjalan mendekati alend yang masih diam di kursi tempat dia dan agnes duduk tadi

“hey, loe kok lama banget” anton menepuk bahu alend yang membuat alend terkejut

“woy, gue lagi ngomong sama loe” anton menatap alend aneh

“kenapa nih orang, apa mbah kunti masuk kedalam tubuh dia” batin anton

Pletakkk

Satu tamparan mengenai pipi alend, alend merasakan pipinya sangat panas. Dan melihat siapa yang sudah berani menamparnya.

“gila loe, pipi gue nih, hilang ntar kegantengan gue”

“apa’an coba pipi kempot kayak gitu di bangga’in”

Alend sibuk mengelus-elus pipinya yang panas.

“loe kenapa kok lama banget? Kasian luna sendirian”

“loe kasian sama luna atau sama gue sekarang? Kesal gue lama-lama punya teman gila kayak loe”

“loe lebih gila, ngapa’in coba di taman sendirian, mana mau hujan lagi”

“gue..” alend menggantungkan kalimatnya

“eh agnes mana? bukannya loe mau nembak dia?”

“nah itu dia”

“apa’an?” anton semakin bingung melihat temannya yang satu ini

Anton kaget karena tiba-tiba alend memeluknya.

“eh loe kenapa? Lepasin gue, gue masih normal kali, woyy” teriak anton yang tidak terima alend sudah memeluknya, hilang sudah (?)

“loe tuh yah, teman lagi sedih bukannya di hibur”

“yah nggak pake peluk juga kali, merinding gue” anton bergedik melihat temannya yang semakin aneh

“loe kenapa cerita pelan-pelan sama gue”

Alend menceritakan semuanya kepada anton. Bukan memberikan semangat tapi..

“ahhahahahahahahah” tawa anton pecah

“sialan loe, kenapa ketawa?”

“salah loe sendiri, jelas-jelas ada cewek cantik di depan mata loe malah loe tolak, aneh bin ajaib loe”

“yeh ONYON !!! teman sedih bukannya di hibur”tampak raut kesal di wajah alend

“haahha, ups maaf –maaf. Okeh mau di apa’in lagi? Loe mau nyusul ke kanada?”

“gua nggak tau”

“besok anak-anak FINAL sob, jadi loe tentu’in sekarang, anak-anak atau agnes”

Wajah alend tampak bingung tapi anton masih senyam-senyum melihat wajah temannya yang bingung.

“gue…” alend menggantungkan kalimatnya

“gue pilih anak-anak aja deh, lagian seorang agnes aja bisa suka sama gue gimana cewek yang lain” ujar alend bangga

“bagus deh kalau loe milih anak-anak,cewek masih banyak sob”

“iya gue tau, yang mau sama gue juga banyak”

“hoeksss muntah gue”

“loe kenapa? Hamil? Seharusnya kan luna yang hamil, kok malah loe” alend kembali meledek temannya

“sialan loe, loe teman teraneh yang pernah gue punya”anton balik meledek

“loe teman terbego yang gue punya” alend balik meledek

“biarin yang penting CAKEP” narsis anton

“gue KEREN”

“gue GANTENG”

“gue BAIK”

“gue LUCU”

“loe ONYON”

“loe ONCOM”

Lagi-lagi mereka berdua perang, nggak ada habis-habisnya.

*****

Yah sekarang sudah final, sangat cepat waktu berlalu. Kedua pelatih mereka masih saja bertengkar hal yang nggak penting. Anak-anak DLK juga sudah tidak peduli kedua pelatih mereka mau ngapa’in. saling bunuh-bunuhan didepan mereka juga nggak akan peduli.

Seperti biasanya DLK memberikan penampilan yang super duper keren. Hasil pengumuman pemenang akan segera di umumkan. Anak-anak DLK merasa dag dig dug.

“kalian tenang saja, kita sudah bisa masuk ke dalam ajang ini kalian sudah di bilang PEMENANG” ujar kaka lend

“iya, kalian sangat tegang gitu dong dan kak anton minta kalian jangan nangis yah”

Anak-anak DLK hanya mengangguk tapi mereka tetap saja tegang. Ada yang sibuk makan, ada yang sedang membenarkan kuncir rambut, ada yang lagi main sama kucing kak anton.

“push meow main sama adil yuk”adil mau menggendong luna ke tempat anak-anak DLK lainnya

“adil, ngapa’in gendong-gendong luna? Kasian dong” sang pemilik datang ngamuk

“ya ampun kak, kucing juga, pelit banget sama adil, ntar adil bikin sate nih kucing” ancam adil

“sebelum tuh kucing jadi sate, adil sudah di sate dulu’an sama kak anton”kini kak alend ikut-ikutan

“nih kucing jelek juga” adil kesal lalu melempar luna entah kemana

Anton pun mengejar luna yang mungkin ngambek.

*****

Sekarang pengumuman akan dilaksanakan, kedua pelatih DLK dan anak-anak sudah pasrah apapun yang terjadi. Dan saat MC menyebutkan siapa pemenangnya?

“dan pemenang untuk ajang pencarian bakat tahun ini adalah……….”

Lampu berkelap-kelip, membuat suasana semakin tegang. Tampak muka stress dari anak-anak DLK, apalagi muka pelatih mereka.

“DE’ LITTLE KREENZ” butiran balon berjatuhan dari atas, anak-anak DLK jingkrak kesenangan.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Cerpen request KAK ALEND coach DLK :))

Like atau Comment :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar