>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Setelah acara pertemuan antar dua keluarga. Bu ira meminta kepada keluarga debo untuk tinggal di rumahnya. Ini bukan bermaksud apa-apa, keluarga debo mengerti apa maksud bu ira. Bu ira ingin agar keluarga debo dan keluarganya bisa lebih dekat.
Dan lagi-lagi semua keputusan ada pada debo.
“gimana de, kamu maukan?” tanya bu ira sungguh-sungguh, dari raut wajahnya debo bisa mendeteksi kalau bu ira dalam hati mengatakannya
Debo kelihatannya bingung, di satu sisi dia tidak mau jika dia menerima tawaran bu ira untuk menikah dengan anaknya hanya karena uang, Diam-diam sekarang debo sudah mulai menyukai ify. Debo mengerti apa maksud dari raut wajah ify yang terlihat begitu memelas agar keluarga debo mau tinggal dirumahnya, debo tersenyum pada ify dan ify juga membalas senyum debo.
“iya bu, tapi apa nggak merepotkan keluarga ibu?”
“nggak kok nak, malah ibu senang karena ify punya teman ngobrol di rumah” ibu ira terlihat bahagia dengan keputusan debo, begitupun ify. Dia merasa beruntung mempunyai calon seperti debo.
Yah sekarang dua keluarga ini sudah tinggal bersama. Rumah yang sangat mewah bagi mereka.
Waktu terus berlalu, entah kenapa waktu bisa begitu cepat. Zahra sudah menganggap ify adiknya dan oik juga sudah menganggap ify kakaknya.
@school
Sekolah masih terlihat sepi. Debo menginjakkan kakinya kesekolah setelah diantar sopir ify. Awalnya debo menolak, bahkan dia sangat menolak tawaran mama ira. Yah sekarang debo sudah memanggil bu ira dengan sebutan mama. Itu mama ira sendiri yang meminta. Dia tidak mungki menolaknya.
“maaf, ma bukannya debo nggak mau, tapi debo sudah terbiasa jalan kaki” tampak kecewa dari wajah mama ira, begitu pula ify.
“kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini jadi semua isi rumah ini juga milik kamu de, jadi mama mohon mulai sekarang kamu pergi sekolah diantar pak sopir yah, dan nanti akan di jemput juga” pinta mama memelas, debo tidak sanggup dengan tatapan mama ira dan akhirnya dia menerima tawaran mama ira
Debo melangkahkan kakinya menuju kelas, tapi sebelumnya dia mengucapkan terima kasih kepada sopir yang telah bersedia mengantarnya. Debo tidak perlu keringatan lagi kalau harus sekolah, tapi keringat pagi itu kan sehat bagi debo. Yah panas pagi memang sehat, tapi bertambahnya kendaraan bertambah pula kemacetan bertambah pula orang-orang yang tidak sehat.
Sekarang debo sudah berada di kelasnya, mau apa dia di kelas yang masih sepi. Tiba-tiba debo mengeluarkan sebuah buku, yah buku pelajaran. Satu persatu murid datang masuk kekelasnya tapi debo masih asik dengan buku di tangannya.
“woyyy”teriak seseorang yang sukses membuat debo terlonjak
Debo segera meniup-niup telinganya takut jika telinganya mengalami penurunan fungsi (?)
“rese loe biet” keluh debo, sedangkan obiet hanya nyengir-nyengir gaje
Obiet melihat sekeliling kelasnya, dan sepertinya gita belum datang. Apa obiet cerita aja apa yang dia dengar waktu itu.
“de” panggil obiet, debo hanya berdehem
“gimana loe udah terima tawaran bu ira?” tanya obiet, yah obiet dan cakka belum tau kalau debo sudah menerima tawaran bu ira dan debo juga sudah tinggal dirumahnya
“ya ampun biet, aku lupa cerita sama kalian. Tapi sebelumnya maaf yah!!!” debo menghela nafas panjang, semoga obiet nggak marah
“mencurigakan loe de” obiet tampak takut dengan nada bicara debo
Debo melihat sekeliling, yapz masih sepi. Siswa-siswa yang datang udah pada keluar entah kemana.
“gue udah nerima tawaran bu ira dan gue…”kalimat debo menggantung
“gue apa de’ loe jangan bikin gue penasaran nape?”ujar obiet yang sudah gregetan sama debo
“gue juga tinggal dirumah bu ira” debo melihat ekspresi obiet, bengong, yah obiet bengong tapi dari depan pintu terlihat sekilas anak perempuan berlari kecil keluar, sepertinya dia hendak masuk kekelas ini tapi…..
Sekilas obiet melihat siapa orang itu, seperinya itu gita “batin obiet
Obiet kembali focus ke debo, obiet nggak nyangka sahabat dekatnya ini merahasiakan berita bahagia sebesar itu kepadanya.
“payah loe de nggak cerita-cerita lagi” keluh obiet
“yah maaf biet, mau gimana lagi tiba-tiba aja lupa hehehe” cengir debo
“iya deh gue maafin, cakka tau?” tanya obiet
“nggak juga, loe aja nggak tau gimana cakka”
“siap-siap deh loe denger teriakan cakka” jelas obiet yang membuat debo bergedik
Dari luar kelas terdengar langkah kaki orang, tidak seperti itu dua orang sedang berlari. Apa mereka melakukan lomba (?) mustahil.
“gitaaaa” agni berteriak memanggil nama gita sambil berlari, entah kemana mereka berlari, kemana lagi kalau bukan ke taman sekolah
Gita menghentikan langkahnya, segera gita menghamburkan pelukan ke agni. Dengan sigap agni membalasnya.
“hiks” terdengar suara tangisan gita
“nangis aja git sepuas loe klo itu bisa bikin loe tenang”
Agni teman yang baik, bisa mengerti gimana perasaan temannya saat itu.
Sudah 1 bulan keluarga debo dan ify tinggal serumah. Dan sebulan pula gita berusaha melupakan debo tapi itu mustahil baginya. Kasian !!!
Ify di minta debo untuk sekolah di sekolah yang sama dengannya tapi ify terlihat ragu-ragu.
Banyak sekali bisikan dari teman-teman Debo ketika mengetahui Debo sudah bertunangan dengan Ify. Wajah Ify sekarang sudah di operasi itu berkat ayahnya Obiet. Ayah Obiet seorang dokter kulit, dia sudah terbiasa untuk masalah operasi kulit. Biaya operasi sangat mahal, tapi itu tidak berarti untuk orang kaya seperti bu Ira.
Debo dan Ify berjalan kekelas, tiba-tiba Obiet dan Cakka datang kearah mereka.
“ehemmm, ada yang mau nikah nih habis sekolah ini” goda Obiet.
“iya cak, keduluan nih aku” kata Cakka.
“huh, kamu itu yah Cak. Cewek aja nggak punya gimana mau nikah” ledek Obiet.
“Daripada kamu selama kita sekolah disini saya nggak lihat tuh kamu gandeng cewek” ledek Cakka.
“Belum saatnya Cak, tunggu aja” Kata Obiet.
“Jangan pada berantem dong, nggak enak tau dilihat sama calon ISTRI ku”ledek debo.
Dan hasilnya Debo dapat toyoran dari Cakka dan Obiet. Ify hanya senyum-senyum melihat sahabat calon suaminya. “Suami”, Ify tidak pernah membayangkan akan mendapatkan lelaki sehebat Debo. Dia adalah lelaki paling sempurna dimata Ify.
Saat pulang sekolah Debo dan Ify dijemput dengan sopir Ify. Didalam mobil sudah ada Oik yang menunggu kakak-kakaknya yang nggak keluar-keluar. Akhirnya Oik masuk kedalam sekolah mencari kak Debo dan kak Ify.
“Kak dari mana aja sih lama banget?” Tanya Oik dengan muka super bete.
“Maaf yah adik kakak yang cantik tadi kak Debo lagi ada urusan sama kak Obiet dan kak Cakka” kata Ify dengan lembut.
“Tuh dibelakang” kata Ify nunjuk Debo, Cakka dan Oik.
Sejenak Oik hanya diam melihat salah satu teman kak Debo yang manis, siapa namanya batin Oik bertanya.
“De, yuk balik. Oik udah nunggu dari tadi” kata Ify.
“Yuk” Kata Debo. Tapi Oik masih saja mematung.
“Ik ayo pulang, tadi katanya nyuruh cepat” kata Debo.
“De, kamu punya adik kok nggak kenalin sih?” Tanya Cakka nunjuk Oik.
“Iya de, kamu nggak pernah cerita kalau punya adik secantik ini” kata Obiet dengan rayuan gombalnya.
Deg, muka Oik pun memerah karena Obiet bilang dia cantik.
“Maaf deh, aku nggak sempat cerita kekalian semua. Ini Oik adik bungsu aku, Oik ini kak Obiet dan ini kak Cakka.”kata Debo.
Oik, Obiet dan Cakka pun berjabat tangan.
“Hati-hati yah Oik sama kak Cakka, dia itu terkenal playboy.” Ledek Obiet
“Tenang aja kak, aku sukanya sama kak Obiet” batin Oik.
“Mulai deh kamu Biet” kata Cakka dengan muka betenya.
“heheh, maaf Cakka kan bercanda. Kalau bercanda itu harus ada yang dikorbankan” kata Obiet
“Udah-udah kita pulang yuk Ik, pulang dulu yah Cak Biet” kata Ify.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar