Photobucket
PhotobucketPhotobucket

Rabu, 06 April 2011

Perjuangan berakhir Air mata - - -> part 9

Wushhh wushhh wushhh

Angin berhembus dengan kencang, menerjang siapa saja yang hendak akan lewat. Terlihat seorang wanita sedang duduk sendiri sambil mengetik sesuatu dilayar computernya, tapi sesekali ia menerima telepon yang bisa di bilang mengganggu konsentarsinya. Dia sekarang sedang duduk mencatat sesuatu, sepertinya itu absensi kehadiran.

“1,2,3, sudah satu bulan dia tidak masuk, sebaiknya aku telepon” wanita itu segera mengambil gagang telepon dan memencet beberapa nomor

“tidak tersambung” sudah 5 kali dia memencet nomor yang sama, tapi hasilnya juga sama, tidak ada jawaban.

Dia mengalihkan pandangan ke jam dinding yang sedang berdetak.

“sudah waktunya” ucap wanita itu dalam hati dan memencet bel pertanda waktunya pulang.

Tettt Tett

Wanita itu memencet bel petanda kalau anak-anak diperbolehkan pulang. Banyak anak yang berhamburan keluar, ada yang berlarian, ada yang bercakap-cakap membahas pelajaran yang baru saja mereka pelajari, dan ada pula yang sibuk bercanda.

“kak debo besok ngajar kita lagi’an?” tanya anak laki-laki sambil menaik turunkan alis matanya

“iya deva” jawab debo singkat

“asikkk” teriak acha kegirangan

“lebay deh loe cha” sahut ray

“apa’an yang lebay, gue biasa aja kok” kata acha membela diri

“loe lihat tuh muka abang ozy gak enak banget” ucap lintar

“muka dia emang gak enak tuh dari pertama kali gue ihat” jawab acha enteng

“ya ampun acha, loe itu gak peka ya, ozy itu gak suka loe genit-genit sama kak debo” jelas nova yang diikuti anggukan kuat ozy

“siapa juga yang genit, kak debo juga udah punya pacar dan kak debo itu udah kayak KAKAK gue sendiri” jawab acha

“sudah-sudah kalian lebih baik pulang, hari juga sudah malam” debo hanya geleng-geleng melihat prilaku anak didiknya, yah mereka memang masih kecil dan belum bisa berfikir dewasa

“ya udah deh, kak debo pamit pulang yah” ujar lintar lalu menyalami tangan debo

“kok pake acara salam segala sih deva, biasa aja kok sama kakak” ujar debo yang merasa nggak enak

“gak apa-apa kok kak, sama orang yang lebih tua harus hormat dan salam, biar berkah dan selamat sampai tujuan” tambah lintar

“gue juga ikut ah” ucap ozy

Dan semuanya pun ikut menyalami tangan debo. Debo pun keluar berbarengan sama anak didiknya.

“kak debo bawa motor?” tanya acha

“iya bawa” jawab debo singkat

“kenapa acha? Mau nebeng?” goda nova

“panas, panas, panas badan ini” goda deva meledek ozy, ozy sontak melotot tajam kearah deva

“sudah deh, kan udah gue bilang kak debo itu udah kayak kakak gue sendiri, yah walaupun kak debo lebih baik dari kak Alvin, gue Cuma heran aja kenapa kak debo nggak bawa mobil, jelas-jelas kak debo ngajar bimbel pulangnya malem, kan dingin” jelas acha

“cie cie, perhatian banget sama kak debo” goda nova mencolek dagu acha

“terserah kalian deh” jawab acha pendek dan memasang muka bĂȘte

“kalian ini, haduh pusing saya” debo kelihatan lelah karena habis mengajar dan ditambah kelakuan murid bimbelnya

“yah kak debo jangan ngambek dong” ujar nova mengejar debo

“kakak nggak ngambek kok, Cuma gak enak aja ntar pada berfikiran aneh-aneh, lagian kakak udah punya calon dan acha juga kan.?” Kembali debo menatap acha yang malu-maluu

“acha juga?” ucap ozy tak percaya

Acha masih cengo menatap kak debo dan teman mereka lainnya. Terlebih acha, bagaimana mungkin kak debo tau kalau dia mulai tertarik sama ozy.

“cha, achaaa, achaa” nova melambaikan tangannya tepat dimuka acha

“eh itu, hmm, gue duluan yah, kak Alvin sudah jemput” ujar acha dan berlari meninggalkan kak debo dan teman lainnya

“maksud kakak acha juga? Juga apanya kak?” tanya ozy masih penasaran

“udah punya” ucap debo enteng

“siapa kak?” ozy semakin penasaran

“ntar kalian juga tau” ujar debo tersenyum

Debo pergi meninggalkan anak didiknya yang masih kelihatan bingung. Terutama ozy.

“walaupun acha nggak bilang, tapi saya bisa tau kalau itu anak suka sama ozy, haduh anak zaman sekarang, mudah banget jatuh cinta dan mereka nggak sadar kalau gerak-gerik mereka mudah di tebak” ucap debo dalam hati sambil senyum-senyum gaje yang membuat bu dede heran

“kenapa de?” tanya wanita itu

“biasalah anak-anak buat lelucon”ucap debo enteng

“ow” wanita itu hanya ber-O dan kembali mengecek daftar hadir

“sibuk yah?” tanya debo

“yah lumayan” jawab wanita itu

“banyak yang nggak hadir yah selama aku nggak nyadar?” tanya debo

“nggak terlalu banyak, Cuma murid bernama rio sudah satu bulan nggak datang dan nggak ngasih kabar” jawab wanita itu

“sudah coba telepon?” tanya debo dan diikuti anggukan dari wanita itu pertanda kalau sudah

“5 kali, nyambung tapi nggak di angkat jawabnnya”

“punya alamat rumahnya?” tanya debo

“ada, untuk apa? Apa kau mau kesana?” tanya wanita itu heran

“iyapz, pertama kali lihat anak itu aku merasa ada yang lain, raut wajahnya nggak enak, apalagi ketika anak-anak yang lain menganggu dia, dia seperti punya beban yang cukup dalam dan nggak ada yang bisa nolong dia, itu mungkin jalan pikirannya” jelas debo

Wanita itu hanya terdiam cengo, tak percaya apa yang baru saja dia dengar. Yah guru baru yang menakjubkan. Debo sudah memberikan pencerahan di tempat ini, apa mungkin dia akan melewati jalur yang lebih..?

“kenapa? Tidak mengerti apa yang baru saja aku bicarakan?” tanya debo heran

Wanita itu masih saja terus diam.

“hey…”teriak debo pelan

“aku mau minta alamatnya, boleh tidak?” tanya debo

“oh.. i… iya ini” jawab wanita itu terbata-bata dan menulis beberapa huruf dikertas itu, lalu memberikannya pada debo

“makasih”ujar debo tersenyum dan berlalu meninggalkan wanita itu

*****

Suasana diluar memang sangat dingin, bahkan lebih dingin dari biasanya. Beruntung debo membawa jaket yang super duper tebal. Debo sempat menolak untuk membawa jaket itu, tapi ify terus memaksa dan merengek agar debo membawanya. Dan benar saja, jaket itu sekarang sangat berguna.

“belum dijemput yah?” tanya debo kepada ozy, acha, lintar, nova, keke deva dan ray.

“belum kak” jawab acha, nova dan keke

“yang cowoknya di jemput juga?” tanya debo lagi

“nunggu’in yang cewek dong kak, kita kan setia” ujar mereka bangga bareng kecuali ozy

“kenapa nggak bareng kalian aja?” tanya debo

“pada nggak mau, malu-malu kucing mereka” ledek lintar

“iya iya, padahal kan kalau mau nebeng sama kita juga bakal di anterin sampai tujuan dengan selamat” tambah ray

“kita emang gak mau dianter sama kalian, lagian kakak kita juga mau jemput” jawab acha

Keke mengangguk setuju.

“nov, loe jadi bareng gue?” tanya acha

“iya lah, gue kan mau ngambil buku gue, ntar gue minta kakak gue jemput dirumah loe aja” jawab nova

“kena nggak bareng gue aja sih nov, kan loe tiap hari juga bareng gue” tanya lintar

“nggak enak gue lin, lagian ntar malem kakak gue minta temenin ke mall, jadi pulang bimbel gue langsung ke mall” balas nova

“ ya udah deh” kata lintar singkat dengan muka bĂȘte.

Yah sekarang sudah dua orang memasang muka bĂȘte, lintar karena nova dan ozy karena acha. Debo menatap kedua muridnya ini, yah cinta monyet. Ketebak lagi satu pasangan yang lagi jatuh cinta. Deva heran melihat kak debo yang senyum-senyum sendiri, dia mulai berfikir aneh, apa mungkin…!!!

“kak debo kenapa senyum-senyum, ntar disangka orang gila loh kak” kata deva

Anak-anak yang lain sontak melihat debo, dan benar saja debo merasa malu tapi untung murid-murid sudah sepi hanya tinggal murid-murid badung ini.

“gak, kakak senang punya murid-murid kayak kalian” ujar debo di tambah senyum manisnya

“aisss kak debo kasep” ujar nova yang mulai kesemsem sama senyuman debo

“tadi acha sekarang nova, bentar lagi keke nih” kata deva memasang muka bĂȘte

Lengkap sudah tiga pasangan, ozy, lintar dan deva. Coba ada satu cewek lagi, mungkin itu untuk ray.

“ada yang dekat sama rio nggak?” tanya debo yang tiba-tiba menanyakan rio

Anak-anak menatap debo heran. Ozy yang semula diam membisu seribu bahasa, kini angkat bicara.

“saya kenal sih kak cuman nggak dekat sama dia” kata ozy

“maksudnya?” tanya debo tak mengerti

“kakak saya kenal sama saudaranya debo, entah itu kakak atau adiknya, dia satu sekolah sama kakak saya” tambah ozy

“ow jadi, kakak kamu satu sekolah sama saudaranya rio?” tanya debo meyakinkan pokok pembicaraan ozy

“iya” jawab ozy pendek

“coba kamu tanya sama kakak kamu yah tentang rio, kakak mau kerumahnya tapi nunggu kabar dari kamu aja dulu” kata debo

“kenapa kerumahnya kak? Ada masalah sama dia?” tanya ozy

“dia kan nggak masuk sebulan, kan sayang kalau nggak bimbel tapi uang bimbel jalan terus” kata debo

“yah kakak jadi orang jangan baik-baik amat deh, dia siapa kakak juga siapa” kata ray

“nggak boleh gitu ray, kalau dia bimbel disini berarti dia sudah masuk keluarga sini” jawab debo

“nggak salah bu ira milih kakak jadi menantu” goda deva

“iya iya, pengen deh punya calon kayak kak debo” kata acha yang mulai senyum-senyum

“tapi kayaknya dia lebih baik deh dari kakak” goda debo

Anak-anak yang lain masih tidak mengerti arah tujuan kak debo sama acha. Siapa yang mereka bicarakan, terlebih ozy. Hatinya seakan terbakar.

“udah deh kak, eh kak Alvin sudah jemput, nova jadi bareng? Hayok cepat” kata acha yang sudah berlari kearah mobil kak Alvin

“gue juga duluan, kak iel udah jemput” kata keke yang berpamitan

“kak maksud kakak apa sih?” tanya ozy yang putus sudah rasa penasarannya

“kamu masih nggak ngerti zy?” tanya debo, ozy hanya menggeleng

“orang yang lebih baik dari kakak kan kamu” ujar debo dan pergi meninggalkan ozy, deva dan ray yang masih mencerna kalimat kak debo

“dev, loe ngerti?” tanya ozy

“ngerti lah” ujar deva sambil senyum-senyum gaje, ternyata acha suka sama ozy

“loe ray?”tanya ozy lagi

“ngerti dong” jawab ray dan pergi meninggal ozy yang masih melonggo

“lebih baik dari kak debo, gue, apa mungkin”

“kyaaaaaa jadi acha suka sama gue, yehhhhhhhhhhhh” ozy jingkrak-jingkrak senang, dan untung saja tidak ada orang.

*****

Brumm brumm brumm

Ify mendengar suara motor dan benar saja itu debo.

“untungkan bawa jaket tebal, makanya percaya sama calon istri” kata ify sambil melepaskan jaket yang dipakai debo tadi

“iya deh, makasih yah sayang” kata debo senyum-senyum

“susu coklat hangat sudah aku buat, itu ada di meja” kata ify

“aduh sayang, belum juga jadi suami tapi udah kayak suami aja aku” kata debo yang mulai meminum susu coklat hangat

“sekalian belajar sayang” ujar ify

“iya sih kakak ikhh, kak ify udah baik-baik gitu” kata oik yang tiba-tiba datang

“iya iya, makasih yah sayang” kata debo dan membelai rambut ify dengan lembut

“eitss, ada anak kecil loh disini kak” kata oik

“ehh kakak kira pajangan” ledek debo

“aishh si kakak mah” oik meninggalkan debo dan ify pertanda kalau dia ngambek

“kak debo jelek :p” oik menjulurkan lidahnya kedebo

Debo dan ify hanya tertawa nyaring melihat tingkah oik.

“de, teman kamu tadi telepon, katanya mau menginap sini” kata ify

“siapa kak?” oik tiba-tiba sudah ada didepan debo dan ify

“kamu kenapa sih ik, tadi ngambek eh sekarang semangat banget, apa jangan-jangan?” debo menatap oik curiga

“apa’an sih kak, kebetulan aja tadi aku mau buat susu coklat juga, ya udah aku tanya siapa yang mau nginap” elak oik dan sekarang sibuk membuat susu tapi tetap mendengarkan pembicaraan debo dan ify

“yakin ik?” teriak debo, sedangkan oik hanya diam

“kayaknya oik suka sama salah satu teman kamu deh” kata ify

“iyapz, aku juga berfikir seperti itu dan aku tau gimana caranya kita tau siapa yang oik suka, obiet atau cakka” kata debo

“gimana caranya?” tanya ify heran

Debo mulai membisikkan rencananya ke ify. Oik heran dengan kedua kakaknya, mereka sedang ngapa’in.

“kak debooooooooooooooo, kalau mau cium kak ify ntar aja tunggu udah nikah” teriak oik

Debo dan ify saling bertatapan, muka mereka berubah merah.

“siapa yang ciuman oik, kakak lagi bisikin kak ify” jelas debo

“oik nggak percaya wekks. Bilang kak Zahra ah” ancam oik yang asik meniup susu coklatnya

“kakak cium beneran nih” kata debo

Ify sontak menutup mukanya.

“kak ZAHRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” teriak oik

Zahra yang merasa dipanggil segera turun.

“ada apa sih ik, kakak lagi belajar nih?” tanya Zahra yang sedang memegang buku dan memakai kacamata yang tidak terlalu tebal

“kak debo mau cium kak ify didepan oik” ngambek oik

“debooo, jangan didepan anak kecil dong” marah Zahra

“lagi’an siapa yang ciuman, aku Cuma lagi bisik’in ify aja” jelas debo

“iya kak” diikuti anggukan ify

“bisik? Kenapa pake acara bisik?” tanya Zahra yang mulai tidak mengerti dengan tingkah laku adiknya

“itu.. hm…”debo bingung mau bilang apa

Zahra menaikkan alisnya.

“sudah lah terserah kalian mau ngapa’in, kakak mau lanjut belajar” ujar Zahra dan meninggalkan ketiga bocah itu.

Debo hanya menjulurkan lidahnya kearah oik.

“ kak debo nyebelin” oik pergi meninggalkan debo dan ify, dan sekarang asik menonton tv.

Jarak antara tempat TV sama debo ify sekarang tidak terlalu jauh, kalau debo ify sedang bicara pasti oik bisa dengar,

Debo memulai aksinya (?)

“siapa emangnya sayang yang mau nginap?” teriak debo tapi pelan, yah setidaknya oik bisa mendengar

Oik hanya menggerutu dalam hati, pandangannya kearah chanel tv tapi pikirannya kearah pembicaraan kedua kakaknya

“katanya sih cakka yang mau nginap” kata ify

“yah kenapa bukan kak obiet sih” gerutu oik dalam hati

“oh cakka, tumbem yah tuh anak nginap” debo masih senyum-senyum gaje, sebenarnya kan obiet yang mau nginap tapi cakka juga mau ikut.

“aku juga gak tau, tapi kok tumben yah obiet gak mau ikut?” tanya ify yang ikut senyum-senyum gaje

“iya” debo menatap oik yang masih memasang muka bĂȘte

*****

Seorang pemuda sedang membereskan beberapa buku dan baju, dia hendak memasukkannya kedalam tas yang lumayan berukuran sedang.

“loe mau pindahan kka?” tanya goldi

“nggak nyangka gue, capek-capek gue pindah kesini dan kuliah disini Cuma buat loe, tapi loe malah pergi” goldi memangsang muka bete

“ya elah kak, gue mau nginap di rumah debo dan itu Cuma malam ini” jawab cakka

“owww, tapi kok loe nggak bilang sama gue? tau gini gue nginap dirumah teman gue juga” tambah goldi

“si kakak pake acaranya ngilang, mana dari pagi ampe sekarang, gimana gue mau kasih tau” ujar cakka ngedumel

“gue kan lagi ngidam gado-gado cakka” kata goldi yang kembali mengingat kejadian saat dia tiba disini pertama kalinya dan mencoba gado-gado untuk pertama kalinya juga

“gado-gadonya atau sama penjualnya?” goda cakka, sedangkan goldi hanya nyengir

“dua-duanya, hehehe” cengir goldi

“kakak ikut aku aja” aja cakka, sedangkan goldi hanya heran dan menaikkan alisnya

“ikut? Ikut nginap maksud kamu?” tanya goldi heran

“ya enggak lah, bisa ngamuk si debo, ngelihat rumahnya sudah kayak tempat penitipan anak aja” ujar cakka

“lah trus?” goldi masih nggak ngerti

“setau aku sih kakaknya debo pinter buat gado-gado, yah enaklah, aku pernah nyoba’in, siapa tau kakak udah nggak ngidam lagi” tambah cakka

“masak iya kakak kesana Cuma mau makan gado-gado aja, nggak mungkin cakka, kakak juga masih punya urat malu” kata goldi yang ogah ikut

“kalau kakak Cuma numpang makan aja justru gue yang ogah bawa kakak” kata cakka

“trus maksud loe apa sih? Jangan keliling2 deh, pusing kepala gue” ujar goldi

“sama gue juga pusing” jawab cakka

Pletakkkkk

Satu toyoran mantap mengenai kepala cakka.

“OON loe makin jadi deh kka” goldi memasang muka bete

“awww sakit tau kak” ucap cakka sambil mengelus-elus kepalanya

“trus..?” tanya goldi

“apa’an yang terus?” tanya balik cakka

“mau ini lagi” ucap goldi menunjukkan satu tangannya yang sedang di kepal

“iya iya, bushet dah punya kakak galak amat” kata cakka

“buruaannn” teriak goldi

“iyaaaaa,, loe anterin gue ke rumah debo, trus….” Ucapan cakka terputus, dia sibuk memasuk’an baju karena tasnya kekecilan.

“trus apa’an..? lagi’an loe Cuma nginap sehari juga tapi bawa barang kayak mau pindahan” kata goldi yang pusing melihat adiknya

“truss loe bantu’in gue dulu deh beresin barang-barang ini, lagi ribet nih” pinta cakka

“ogah loe urus aja urusan loe” goldi hendak meninggalkan cakka

“ohh gitu okeh, nggak ada gado-gado nih” ancam cakka sedangkan goldi membalikkan badan dan melengos dengan keras

“ancaman loe nggak asik” ucap goldi bete

“biarin wekss” ledek cakka

“awas yeh kalau gue nggak bisa dapat itu gado-gado” ancam goldi

“iyaaa iyaa, cinta banget loe sama gado-gado, enak juga nggak” kata cakka

“enak tau, gado-gado kan dari sayur-sayuran nah itu kan sehat apalagi yang buatnya” goldi kembali membayangkan sosok gadis yang pertama kali membuat gado-gado untuknya

“dimana yah dia sekarang” batin goldi bertanya-tanya

“yeh beres semua” kata cakka kegirangan

Tok Tok Tok

“masuk aja bi” ujar cakka

“den cakka itu obiet sudah datang, katanya disuruh cepat biar nggak kemaleman nyampenya” kata bibi

“iya bi, ini juga sudah beres, ayoo kak” jawab cakka dan membawa satu buah ransel yang cukup gede, goldi hanya membututi dari belakang

Sekarang cakka dan goldi sudah berada diruang tempat obiet menunggu. Obiet terlihat cengo melihat apa yang cakka bawa. Yah barang-barang yang tidak penting menurutnya.

“loe mau kemah cak, banyak amat barang yang loe bawa, kita kan juga Cuma semalam nginap disana” kata obiet yang hanya geleng-geleng melihat cakka

“iya tuh biet, heran gue, kok bisa gue punya adik kayak dia” tambah goldi

“jaga-jaga aja biet” cengir cakka

“serah loe deh” jawab obiet malas

“terus sekarang gimana?” tanya cakka polos

“ya berangkat dong cakka, capek deh gue punya teman kayak loe” jawab obiet

“ow ya udah, ayok kak buruan ntar kemaleman” kata cakka enteng

Pletakkk satu toyoran lagi dia dapat dari obiet.

“yang bikin kemaleman kan elo” geram obiet

“iya iya maaf” kata cakka

“gado-gado gue gimana?” tanya goldi

“gue nggak mau nganter kalau gue belum dapat gado-gado” ancam goldi

“kakak loe kenapa kka?” tanya obiet pertanda tidak mengerti

“dia ngidam gado-gado, trus gue ingat kalau kakaknya debo jago buat gado-gado jadi gue suruh aja minta kakaknya debo buatin” jelas cakka

“tapi kan itu sudah lama ka, yah sebulan lah, lagian malam-malam gini emangnya mau kakaknya debo buatin khusus buat kakak loe?” tanya obiet

“makanya gue mau telepon, moga aja mau, kalau nggak kita kerumah debo naik apa coba” jelas cakka

“telepon gih, loe ada-ada aja” kata obiet dan sekarang menjauh dari cakka yang menelepon debo, obiet memasukkan barangnya kedalam mobil. Selang waktu 10 menit, cakka asik menelepon debo dan obiet banyak mengobrol dengan kak goldi.

“sip beres” kata cakka kegirangan

“apanya yang beres?” tanya obiet

“kakaknya debo mau buatin tapi Cuma satu aja” kata cakka

“gado-gado yah?” sambar kak goldi

“iya kak, udah yuk berangkat” kata cakka

Brummmmm

Mobil goldi melaju dengan kencang. Suasana didalam mobil tidak terlalu penting karena mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Obiet sibuk dengan PR yang menumpuk besok.

“semoga aja bisa selesai”batin obiet

Goldi focus membawa mobil sedangkan cakka tidur sambil mendengarkan lagu di handphonenya.

*****

Tinn Tinn

Bunyi klakson mobil itu membuat orang-orang yang berada didalam ingin melihat siapa. Tampak satu orang laki-laki berbadan tegap berlari kearah pagar dan segera membukanya. Kecuali Gadis mungil bernama oik tetap focus menatap layar tv, ify dan debo menatap oik heran. Seharusnya dia tertawa atau senyum karena siaran tv menyiarkan komedi yang bisa mengocok perut. Tapi gadis mungil itu tetap menatap layar tv samba meniup-niup susu hangat yang sedang dia pegang.

Tiga orang pemuda sibuk mengambil barang-barang yang ada dibagasi mobil.

“debo pindah rumah kka?” tanya pemuda bernama goldi

“gue belum cerita yah, haduh lupa gue kak, maaf maaf” cengir cakka yang masik sibuk mengelurakan tas nya.

Saat ketiga pemuda itu sibuk mengelurakan barang, cakka juga sibuk menceritakan masalah debo, mulai dari dia di terima bimbel sampai menjadi menantu yang punya bimbel.

“beruntung yah debo” ucap goldi singkat

“beruntung banget kak” tambah obiet

Tak berapa lama mereka sedang sibuk mengobrol, pemuda yang sedang dibicarakan keluar bersama calon istrinya. Yah siapa lagi kalau bukan debo san ify di sampingnya.

“eh kok ngobrol di luar, masuk yuk” ajak ify

“iya nih, OBIET loe nginap disini juga” ucap debo yang menekankan nama obiet sehingga membuat pikiran oik buyar.

Gadis mungil itu segera berlari keluar dan sekarang tepat, dia ada disamping debo. Dan menatap ketiga pemuda itu. gadis itu tersenyum pada satu orang.

“oikkk, kamu kenapa? Tadi kayak orang nggak semangat tapi sekarang kok beda” goda ify

“apanya yang beda kak?” ucap oik bingung

“sudah nggak usah bingung gitu, kakak ngerti sekarang” kata debo

“apa’an sih kak?” ucap oik lagi bingung, gadis mungil itu masih menatap pemuda yang ada didepannya dan mereka berdua beradu senyum (?)

Goldi dan cakka secara bergantian menatap oik dan kembali menatap obiet. Dan yah mereka mengerti apa maksud debo.

“acieeee ada yang jatuh cinta nih,, akhirnya ketemu juga yah biet” cakka menepuk bahu obiet pelan tapi sukses membuat obiet malu

“jatuh cinta..? apa’an coba” jawab obiet yang pura-pura tidak mengerti

“kok jadi ngeledek-ngeledek sih, ayo masuk-masuk dingin udara diluar” aja goldi

“ya elah loe kak, yang punya rumah siapa, kok malah loe yang ngajak” kata cakka yang malu melihat tingkah laku kakaknya

“nggak apa-apa kok kka, gue udah maklum kok sama tingkah laku kakak loe, kan 11 12 sama loe” ledek debo

“de, nggak apa-apa nih gue sama cakka nginap dirumah loe?” tanya obiet

“rumah ini kan bukan Cuma gue aja, ini juga rumah ify, menurut kamu gimana sayang?” tanya debo kepada ify

“acieee pake sayang, iri gue” kata obiet

“noh ada adiknya” goda cakka

Obiet dan oik hanya senyum-senyum dengan ledekan yang dari tadi mereka dengar.

“jadi masuk nggak nih? Gado-gado gue kka jangan lupa” ucap goldi yang sudah berada didalam rumah dan sekarang sudah duduk di sofa

“jangan buat malu gue dek kak” gerutu cakka

Malam mulai larut yah tidak terlalu sih, jam dinding menunjukkan pukul 7 malam.

“kka” panggil goldi

“hmm” jawab cakka singkat karena sekarang cakka obiet dan debo sedang membahas pelajaran untuk besok

Pletakkkk, satu toyoran lagi-lagi mengenai kepala cakka.

“apa’an sih kak, doyan banget sama kepala gue” keluh cakka

“janji loe mana?” tagih goldi

“janji apa’an?” ucap cakka bingung, dia mulai berfikir apa janji dia untuk kak goldi

“mau ini lagi” ancam goldi

“bentarrrr gue lagi mikir” keluh cakka

“owww iya, hehe maaf gue lupa kak, bentar ngomong sama debo dulu” cengir cakka dan sekarang berada didepan debo

“de, kakak loe lagi sibuk nggak?” tanya cakka

“kayaknya sih iya, kenapa?” tanya debo

“masalah telepon tadi” ucap cakka

“ow itu, ntar gue panggil dulu” debo sekarang pergi kekamar kakaknya

Kamar kakaknya debo berada dilantai atas. Sedangkan tempat debo, cakka dan obiet belajar itu berada di lantai bawah. Cakka dan obiet kembali ke pelajarannya, goldi sibuk dengan susu coklat hangat yang baru dibuat oik. Ify sedang membaca beberapa majalah dan sesekali melihat oik yang juga sibuk dengan PRnya.

“bisa ik?” tanya ify

“sekarang bisa kak, tapi tau deh soal berikutnya hehe” cengir oik

Dari arah lain obiet melihat wajah oik yang mungil, imut dan lucu. Apa mungkin dia suka sama adiknya debo. Yah selama obiet mengenal debo dia belum pernah bertemu sama adiknya, kalaupun dia kerumah paling sering ketemu kak Zahra tapi oik..? kemana gadis itu.

“biet, ajarin gue yang ini, gak ngerti” ucap cakka sambil menggaruk-garuk kepalanya pertanda tidak mengerti

Obiet masih diam dan masih menatap oik. Cakka yang mulai kesal karena dicuekin obiet melihat arah yang obiet lihat. Sasaran empuk “batin cakka”

“obietttttttt ada oik tuh ditangga” teriak cakka

Obiet kaget dan melihat arah tangga yang ditunjuk cakka. Tapi oik ka nada dihadapannya, bagaimana mungkin dia berpindah tempat secepat itu.

Sontak semua orang yang mendengar teriakan cakka tertawa cekikikan. Kecuali obiet yah dia merasa sangat malu. Sedangkan oik.., gadis mungil itu hanya senyum-senyum melihat tingkah laku kedua teman kakaknya.

“gue ketinggalan apa nih?” tanya debo yang baru datang bersama kak Zahra

Semua orang menoleh kearah debo dan kak Zahra.

“eh kakak, kok turun katanya mau belajar?” tanya oik heran

“tau nih kakak kamu, minta kakak buat gado-gado ya sudah kakak sudah janji” jawab Zahra

Dan saat goldi mendengar gado-gado terlebih suara wanita itu, sepertinya dia mengenalnya. Dan benar saja ketika dia melihat, perfect wanita itu. goldi masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

“itu kan gadis penjual gado-gadonya” batin goldi, dia kembali mengingat wajah gadis itu gadis mungil yang membantunya

“yapz tidak salah lagi, itu kan oik dan Zahra, kenapa aku tidak menyadari sebelumnya” kini giliran goldi yang senyum-senyum sendiri

“kak, itu gado-gado pesanan loe bentar lagi” ucap cakka, dia heran melihat kakaknya yang tidak heboh seperti biasanya

Sekarang Zahra sedang sibuk didapur menyiapkan beberapa bahan untuk membuat gado-gado.

“woyy kak, ya elah tadi obiet yang aneh sekarang loe” ujar cakka yang sibuk melambaikan tangan kedepan muka goldi

“apa’an sih loe di, gue nggak aneh” keluh goldi

“gue mau bantu’in Zahra aja yah di dapur, nggak enak udah minta buatin tapi nggak di bantu” ujar goldi seraya meninggalkan mereka

“niat loe kecium kak” ledek cakka

“hari ini dua orang yang lagi jatuh cinta, guenya kapan” ujar cakka mayun

Semua hanya cekikina mendengar keluhan cakka.

“kak ify, aku nggak ngerti yang ini” tunjuk oik

“yang ini yah? hehe kakak juga nggak ngerti” cengir ify

“yah kakak akhh gimana dong?” keluh oik

“sama kak debo aja yah sayang” ajak ify

“kakak lagi ngajarin kak cakka nih, dari tadi nggak masuk-masuk, sama kak obiet aja” tawar debo

“Degg kak obiet” batin oik bingung sama halnya dengan oik, obiet juga bingung apa yang harus dia lakukan

“loe aja deh de, biar cakka sama gue” tawar obiet yang sekarang mendekat ke cakka

“gue nggak mau sama loe” cakka dengan gaya aneh mendorong obiet, yah semua itu unsur kesengajaan

Obiet bingung apa yang harus dia lakukan. Dia paling nggak suka suasana seperti ini. Lebih baik gue berhadapan sama 1000 cakka dari pada harus kayak gini “batin obiet”.

Yah obiet memang paling lemah kalau sudah berhadapan dengan perempuan, apalagi dia tertarik sama perempuan itu. tapi obiet akan mencobanya. Obiet mulai berjalan kearah oik. Tanpak raut senyum-senyum dari ify ketika oik mendekat kearahnya dan oik.

“kakak kekamar dulu yah ik” kata ify sambil menepuk bahu oik pelan

“yah kak, tapi….” Oik bingung

Yapz sekarang obiet sudah berada disampingnya. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Debo sibuk mengajari cakka sambil sesekali melihat kearah mereka. Ify sudah berada di kamar, sedangkan kak goldi berada didapur dengan kak Zahra.

Nafas obiet seakan sedang berpacu dalam lomba, tak beraturan seperti ritme jantung.

“tenang biet, loe harus tenang” batin obiet menyemangati

“aduhh kak obiet makin dekat makin kerenn” ucap oik dalam hati yang terus menatap obiet

Obiet semakin sesak ketika iya tau kalau oik sedang menatapnya.

“okeh tenang, tarik nafas dalammmm buang lewat mulut huhffk” obiet kembali bernafas

Sedangkan oik hanya cekikikan yang membuat gadis itu semakin imut.

“kak obiet kenapa? Sesak nafas yah?” oik memulai pembicaraan

“itu anu.. hmm.. nggak.. mana yang nggak ngerti?” akhirnya obiet bicara juga

“yang ini kak” ujar oik

Yah sekarang obiet asik mengajari oik dengan serius, walaupun masih ada sesuatu yang janggal dihatinya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar