Photobucket
PhotobucketPhotobucket

Kamis, 07 April 2011

Symfoni Hitam

Ini cerpen pertama saya,, tapi bukan murni saya yang buat hehehe

Ini di bantu sama rekan kerja yang cukup membantu namanya “Adisty Natalia”…

Sebelumnya maaf kalau nama tokohnya saya dan disty rubah sedikit :p

Enjoy It!!!

Semoga Suka :D

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Aku terus berlari menyusuri koridor koridor panjang sekolahku ini. Rasanya aku ingin memotong lorong menjengkelkan ini -tapi itu tak mungkin-.

Sebentar aku melirik jam tanganku. Astaga jam 07.00! Aku menambah kecepatan lariku. Bisa celaka kalau aku sampai ke duluan guru kiler yang menyeramkan itu!

Tapi baru saja aku ingin menaiki tangga, tanpa sengaja aku menabrak seseorang sehingga membuat buku yang di bawa orang itu berserakkan di lantai.
"akh maaf aku tidak sengaja." ujarku lalu menunduk mengambil buku itu, tanpa melihat seseorang yang ku tabrak tadi.
"ini." aku menyerahkan buku itu kepadanya. Sejenak aku terpana melihat seorang gadis manis yang berdiri di depanku. Sepertinya aku belum pernah melihatnya.

"makasih" katanya lembut di iringi senyumnya yang manis.
"aku duluan ya." pamitnya.

Reflek aku menarik tangannya.

"eh, tunggu." gumamku.

"ya, kenapa?"

"eh, anu itu..." kataku kikuk.

"ada apa?"

"hmm... Kenalin nama aku debo anton aryanto. Kamu?" kataku. Dengan canggung aku mengulurkan tangan kepadanya.
"aku oik cahya luna." jawabnya lalu ia membalas uluran tanganku.

"sudahkan? Aku duluan ya." katanya lagi. Aku tak bergeming, aku terus menatapnya.

"hai, ada lagi?"
"eh, ia silahkan. Senang berkenalan denganmu."

Aku memandang luna lama hingga ia hilang dari pandanganku. Astaga aku lupa! Aku melirik jamku lagi, jam menunjukkan pukul 07.09.

Aku berlari secepat yang aku bisa, ya walaupun aku tau itu semua tak ada gunanya! Karena apa? Karena secepat apapun aku berlari toh aku juga akan telat dan di hukum oleh guru kiler itu.


Huft. Aku menghempaskan tubuhku di atas ranjangku. Hari ini benar benar melelahkan. Seperti kataku tadi, aku di hukum oleh guruku untuk membersihkan toilet sekolah, namanya toilet sekolah mulai dari toilet guru, murid sampai tukang kebun (?) yang sangat menjijikan! Heu...

Tapi... Hari ini juga hari yang indah, karena bagaimanapun juga aku bertemu dengan seorang gadis manis! Ya siapa lagi kalo bukan Luna!

Senangnya....

Hari terus berganti.. Menjadi minggu, bulan, bahkan tahun. Perasaanku pada luna bertambah semakin dalam. Aku dan luna juga bertambah dekat, sangat dekat malah. Pacaran? Belum, aku terlalu pengecut untuk mengakui itu pada luna! Ya aku takut! Aku takut pengakuanku justru akan membuatnya menjauh dariku! Aku takut, mungkin kata yang lebih tepatnya aku tidak mau! TIDAK, TIDAK AKAN PERNAH!

"ampe kapan mau nyimpen perasaan loe? Ampe luna di ambil orang?" ledek sahabat karipku. Gabriel namanya. Aku cuman mendengus dan menggeleng pelan.

"payah loe akh! Masa gitu aja takut! Contoh donk gw!" kembali ia meledekku.

"gw bukan loe yel. Loe mah playboy" gurauku, tapi memang itu kenyataannya, sahabatku itu memang playboy.

"sialan loe nton." ujarnya manyun. Tak ku tanggapi. Pikiranku sibuk melayang layang! Memikirkan ucapan iel. Ya mungkin dia ada benarnya. Sepertinya aku harus mengungkapkan semua ini pada luna. HARUS !!!


Tekatku sudah bulat, aku akan mengungkapkan semua ini pada luna. Ya harus!

“okeh, luna sedang ditaman sendirian. Kok jadi deg deg ‘an gini yah” keluhku

“semangat, semangat. Lakukan atau tidak sama sekali” semangatku dalam hati !


"lun, aku mau ngomong sama kamu." kataku pelan.

"mau ngomong apa nton?" tanyanya serasa menutup bukunya dan berbalik menhadapku.

Deg deg, jantung ini semakin tidak karuan. Tuhan kuatkan aku. Aku terdiam cukup lama.

"aku su...

"eh, maaf nton. Aku udah di jemput. Lain kali aja ya." potongnya, setelah itu iapun masuk ke dalam mobil itu.

Aku merekatkan kedua sisi gigiku pertanda aku kesal, yah sangat kesal padahal tinggal beberapa saat lagi. Huft mungkin ini memang saat yang tidak tepat untuk mengakui semua ini!

Kini aku bukanlah aku yang dulu, aku sudah tidak menggunakan kemeja putih dan celana abu abu. Aku yang sekarang telah menjadi seorang laki laki dewasa.

Tapi ada satu yang tak berubah dariku! Perasaanku pada luna, ya sampai sekarang aku masih memendam perasaanku pada luna! Dari kejadian pernyataan cinta yang gagal sampai sekarang aku belum berani menemui luna. Aku tak memiliki keberanian yang banyak untuk mengatakan itu pada luna! Mungkin aku memang seorang pengecut yang sangat payah dan bodoh. Lalu aku bisa apa? Semua itu sudah terlambat.
Ya terlambat, ketika aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa luna sudah mempunyai kekasih.


#flashback#

Tekatku sudah bulat untuk mengatakan semua perasaanku pada luna, kini ditangan kananku sudah menggenggam bunga berwarna merah dan putih. Merah arti cinta dan putih arti persahabatan. Kalian pasti mengerti maksud aku. Hmm, aku tidak tau apakah luna akan menyukainya? Semoga saja! Yah SEMOGA !!!


Baru saja aku akan menginjakan kakiku di depan halaman rumah luna, aku melihat luna bersama dengan lelaki yang sepertinya ku kenal. Yah aku mengenal orang itu, orang yang cukup dekat dengan luna saat kami masih SMA tapi orang itu tidak terlalu akrab denganku. Aku terus memaksakan mata dan telingaku, untuk melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan.

Samar samar aku mendengar perbincangan mereka…

“gimana luna, kamu mau kan?” Tanya laki-laki itu yang ternyata dia Alend yah alend obiet panggrahito, apa maksud mau? Apa jangan-jangan mereka

Aku terus menduga-duga, entah lah itu membuatku sangat gelisah. Apa sebenarnya yang mereka bicarakan. Tapi suara mereka kian mengecil dan semakin lama hilang, ternyata mereka sudah tidak ada diluar, yah mereka kedalam rumah. Pupus sudah harapanku, aku menarik kesimpulan luna berpacaran dengan alend, lebih baik menarik kesimpulan pahit dari pada membayangkan hal positif tapi negative yang kita dapat.

Aku berjalan gontai memasuki rumahku dan berjalan kekamar. Aku berdiri menghadap langit, langit tampak begitu indah tapi tak seindah hatiku. Hatiku hancur, hancur sangat hancur.

Aku merebahkan tubuh ke tempat tidur dan terlelap.

Setiap terbangun dari tidur aku merasa bahagia karena aku bisa memimpikan luna, yah hanya memimpikan, tapi apakah dia akan memimpikan aku? Apa jawaban kalian, sepertinya itu mustahil terjadi. Walaupun banyak yang bilang nggak ada yang nggak mungkin, tapi kata-kata itu tidak berlaku untukku.

Di hatiku selalu terukir nama satu perempuan yaitu luna, yah luna lagi dan luna lagi. Entah mengapa nama itu terus menghantuiku. Cerita-cerita sedih ku, impianku kini semua bercampur satu.

Aku selalu tidak focus dalam melakukan sesuatu hingga aku dipanggil dan akan di DO jika tidak merubah sikapku. Semua itu terjadi karenanya, mengapa cinta bisa merubah semuanya. Tuhan jangan biarkan ini berlarut, kuatkan aku. Aku tidak mungkin bisa menyentuh hatinya. Tidak mungkin, karena hatinya sudah milik orang lain dan bukan milikku.

5 tahun waktu berlalu cepat, bahkan sangat cepat menurut ku.

Kini aku sendiri, sendiri ditaman yang sangat indah dan cukup ramai. Aku mulai memetik gitar kesayanganku, hanya dialah teman ku sekarang.

Song:

Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku

Tlah ku bisikan cerita-cerita kelabu

Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

*prok prok*

Aku menghentikan nyanyianku dank u lihat siapa itu dan astaga ini tidak mungkin.

“luna?” aku masih kaget tidak percaya, luna tersenyum manis ke arahku, senyuman malaikat

“suara kamu keren thon ternyata, kenapa nggak masuk seni aja? Kok malah milih ekonomi, bakat kamu di seni kayaknya thon” luna berjalan kearahku dan duduk tepat di sampingku dan bodohnya aku terdiam membisu seperti batu.

“aku suka sama suara dan permainan gitar kamu” aku terus melihat dia tidak percaya dan tiba-tiba dia menoleh kearah, betapa kagetnya aku dan mukaku sudah seperti kepiting rebus.

Apa tadi dia bilang suara dan gitarku? Kenapa bukan aku saja luna. Aku mengharapkan kata-kata itu keluar dari bibirmu.

“gitar dan suaraku?” Tanya ku menyakinkan apa yang baru saja aku dengar.

“iya thon, hmm aku punya tawaran nih?” aku sedikit deg deg degan apa tawaran itu tapi firasatku buruk, sangat buruk.

Aku terdiam cukup lama, bingung harus menjawab apa, ntahlah sepertinya aku merasakan ada hal buruk yang akan terjadi.

"apa?" tanyaku lesu.

"tapi sebelumnya aku mau ngasih kamu ini." ujarnya sambil tersenyum. Ya senyum itulah yang membuatku selalu ingin bersamanya. Selalu !!!

Aku melirik apa yang di berikan luna kepadaku. Sebuah buku tapi sedikit tipis, di bagian depan ada sebuah pita berwarna pink membuat buku itu menjadi manis. Ini seperti… tidak semoga itu hanya dugaan semata…

"itu apa?" tanyaku dengan detak jantung yang sudah tidak dapat tergambar lagi

"di ambil donk! Masa cuman diliatin aja?" ujar luna manis

Perlahan lahan aku mengambilnya, dan mulai membacanya. Deg hatiku seakan di sambar oleh petir yang berebut ingin menyambar jantungku.

mungkin kalian tau apa isinya, Ya seperti dugaanku, dugaan yang menjadi kenyataan, kenyataan pahit. Itu adalah undang pernikahan Luna dengan Alend.

Sekarang hatiku benar benar hancur, pupus sudah semua harapanku..

Jujur aku sangat ingin nama yang tertera di sana adalah namaku ” DEBO ANTON ARYANTO”! Bukan “ALEND OBIET PANGGRAHITO! BUKAN!

Lalu aku bisa apa? Apa aku harus mengagalkan pesta itu?

Tidak aku bukan orang sejahat itu! Aku tak tega melihat perempuan yang ku sayangi menangis, apalagi tangisnya itu di sebabkan oleh ku!

"hai, kok ngelamun?"

Perkataan luna membuatku tersadar dari lamunanku. Aku tersenyum -ya walaupun dipaksakan-

"Terus tawarannya apa?" tanyaku.

"aku, mau kamu nyanyi di pestaku nanti. Mau yah?" ujarnya, dari raut wajahnya terlihat ia sangat bahagia.

Aku menghela nafas, aku benar benar bingung! Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin menolaknya, tapi melihat tatapannya seperti ini apa aku tega mengecewakannya? Tapi apa mungkin hatiku sanggup melihat orang yang pernah q sayangi bahkan sampai sekarang perasaan itu masih ada, melihat dia bersanding dengan temanku, bukan alend bukan temanku, dia teman luna. Aku berpikir, berpikir keras, Tuhan apa yang harus ku lakukan.

"nggak mau ya?" tanyanya sedih.

"lihat ntar ya. Aku takut udah punya janji." jawabku pada akhirnya.

"oh.. Yaudah masih 2minggu lagi kok, jadi bisa di pikirin dulu. Oh ia tenang aja kalo kamu nyanyi ntar di bayar kok. Hehehe" candanya.

Oh Tuhan, lagi lagi senyum itu. Kenapa dia harus mempunyai senyum semanis itu? Tuhan jika ia bukan jodohku tolong hilangkan dia dari pikiran dan hatiku.

Aku menyusuri jalanan hendak pulang kerumah, setidaknya di kamar aku bisa merenung, merenung hal yang tidak pasti terjadi. Entah kenapa saat ini rumah terasa begitu jauh.

Aku berjalan seperti orang gila, dan ini semua karena luna. Yah hanya luna, lagi-lagi nama itu terbesit difikiran ku. Saat itu Aku berjalan tidak focus. Mungkin jika ada mobil traktor atau bus atau truk melintas disini, aku akan di sama ratakan dengan tanah.

1 hari

2 hari

3 hari

Waktu terus berjalan tapi aku masih bingung harus kasih jawaban apa ke luna. Aku tidak mau membuatnya kecewa tapi aku juga tidak bisa membuat hatiku kecewa. Hatiku atau luna???

Hingga hari itu datang, hari dimana aku harus memutuskan. Apa yang harus aku bilanggg? Aku ingin sekali berteriak TIDAK !!! tapi apa daya, luna hanya menganggapku teman dari pertemuan itu sampai sekarang hanya teman.

Sadar anton, kamu itu nggak akan bisa dapatin luna lagi. Dia sudah terikat dengan orang lain. Sudah terikat dan nggak mungkin kamu bisa melepaskan ikatan itu.

Hari ini adalah hari terberat untukku, bahkan sangat berat !!!

“luna, maaf nunggu lama” luna yang dipanggil menoleh kebelakang dan lagi-lagi dia tersenyum kepadaku.

“oh Tuhan mengapa kau ciptakan makhluk sesempurna dia” batin ku dalam hati

“jadi gimana nton untuk tawaranku?” tanya luna, dari wajahnya terlihat dia sangat menginginkan aku bernyanyi saat hari bahagianya, ya hari bahagianya bukan hari bahagiaku.

Aku berpikir cukup lama, aku tidak mau membuat kesalahan yang fatal, sangat fatal !!!

“okeh nggak masalah” aku mengucapkan kata-kata itu dengan santai ditambah senyum, senyum kecut bagiku. Aku takut membuat luna curiga dan benar saja, luna terlihat bahagia.

Dia sontak memelukku, aku ingin membalas pelukannya, sangat ingin !!! tapi apa daya, lagi-lagi sadar nton dia bukan milikmu.

“ups, maaf nton aku sangat bahagia, maaf yah reflex :D” luna nyengir kepadaku, Tuhan semoga ini jalan terbaik yang engkau berikan, Amin !!!

Aku hanya membalas senyum kepada luna, senyum yang di paksa. Semoga luna tidak menyadarinya.

“hari minggu jam 08.00 jangan lupa datang yah nton dan bawa gitar kamu, makasih banyak” lagi-lagi luna memelukku, aku hanya bisa merasakan pelukkannya tanpa bisa membalas.

Aku membalasnya dengan senyuman, hanya senyuman yang aku punya sekarang. Sebelum luna benar-benar pergi, dia mengatakan..

“berpenampilan lah layangnya pangeran yah anton” luna tersenyum begitu lebar, belum pernah aku melihat dia sebahagia itu.

Pangeran? Trus putrinya siapa lun? Hanya kamu yang pantas menjadi putrinya. Tapi putri luna bukan untuk pangeran anton.

>>

>>

>>

>>

Hari bahagia datang, bahagia untuk kedua pasangan. Dan hari ini akan seperti neraka bagiku. Tuhan kuatkan aku.

Aku berdiri didepan cermin,

“yapz sudah rapi dan benar nton kau seperti pangeran” ucapku yang masih sibuk memperbaiki dasi.

Semuanya sudah siap, aku sudah siap kesana. Tapi hatiku belum siap, hatiku trus menolak datang kesana.

“aku sudah janji pada luna, jangan membuat dia kecewa nton, simpan dulu keegoisanmu” kataku menyemangati diri sendiri

Aku sudah sampai, tempatnya begitu mewah. Semuanya di balut dengan warna biru. Warna biru? Ini semua tidak mungkin, itu warna paling aku suka dan aku tau luna juga menyukai. Mungkin itu permintaan luna, sadar nton.

Aku terus berjalan, hingga aku melihat sosok dua pasangan yang terlihat bahagia dengan bercanda tawa sepertinya. Mereka berdua sangat cocok.dan tamu-tamu juga sudah lumayan banyak, tapi aku kemana..

“permisi kak, kakak debo anton aryanto yah?” tanya gadis mungil manis itu

“iya, kok bisa tau?” tanya ku heran, sebelumnya aku belum pernah bertemu anak ini

“tau lah kak, ini” gadis itu menunjukkan fotoku, entah darimana dia mendapatkannya

“kok bisa ada dikamu?” tanya ku lagi, aku masih sangat heran, pertama dia tau namaku, kedua dia mempunyai fotoku.

“dari kak luna” cengir gadis itu.

“aku disuruh kak luna untuk nungguin kak sampai kakak datang, ayo kak kita ketempat panitia aja” ajak gadis itu sambil menyeretku dengan tangannya, aku hanya menurut.

Aku duduk diantara panitia.

“kakak bentar lagi nampil yah, berikan yang terbaik yah kak” ucapkan gadis itu, tapi aku belum tau namanya

“tunggu, nama kamu siapa?” tanyaku saat gadis itu hendak pergi

“dede disty kak” cengirnya dan sekarang dia benar-benar sudah menghilang.

Yah sekarang giliran ku, MC sudah memanggil namaku.

Baiklah sekarang ada tamu istimewa dari kedua mempelai, langsung saja kita panggil Debo anton aryanto !!!

Prok prok prok

Sangat banyak suara tepuk tangan dari para tamu, ini membuatku nambah merasa gugup. Aku lirik luna sebentar, dia tersenyum kearahku, seperti senyuman menyemangati, kamu pasti bisa nton !!! yah aku harus bisa, semangat. Ini bukan akhir dari segalanya.

aku duduk dan membetulkan, mic yang ada di hadapanku. Aku mulai memetik gitar kesayanganku.

Dentingan indah dari gitarku sudah berbunyi dan membuat para tamu terdiam.

Aku memejamkan mataku, tidak sanggup dengan tatapan para tamu dan mulai bernyanyi….

Malam sunyi ku impikanmu

Ku lukiskan kita bersama

Namun selalu aku bertanya

Adakah aku di mimpimu

Di hatiku terukir namamu

Cinta rindu beradu Satu

Namun slalu aku bertanya

Adakah aku di hatimu

Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku

Tlah ku bisikan cerita-cerita kelabu

Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Bila saja kau disisiku

Kan ku beri kau segalanya

Namun tak henti aku bertanya

Adakah aku dihatimu

Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku

Tlah ku bisikan cerita-cerita kelabu

Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Tak bisa kah kau

Sedikit saja dengar aku

Dengar symfoniku

Symfoni hanya untukmuuuuuuuuuuuuuu

Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku

Tlah ku bisikan cerita-cerita kelabu

Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu (Symfoni hitam_sherina)

Dentingan gitarku perlahan berhenti dan akupun berhenti bernyanyi tapi aku masih memejamkan mata, entah mengapa hatiku sangat terluka, seperti pisau tertancap tepat di hatiku. Perih, itu yang aku rasakan.

Aku sangat ingin hilang ingatan saat itu, aku ingin semua memory yang berhubungan dengan luna hilang lenyap. Tapi prok prok prok

Aku mendengar suara tepuk tangan yang sangat keras, semakin lama semakin keras. Perlahan aku membuka mata. Dan semua tidak berubah, aku masih di sini, di surga luna dan alend.

Semua tamu terlihat berdiri, termasuk luna dan alend. Aku menunduk kepada semua tamu dan kepada kedua mempelai. Aku tersenyum getir kepada semuanya, senyuman yang sangat pahit dan tidak enak jika di lihat.

Aku turun dari atas panggung. Dan…

“wihh kakak keren kak, dari hati banget nyanyi nya, aku sampai nangis dengernya” dede disty memuji ku

“itu memang dari hati, hatiku yang terluka” ucap anton dalam hati

Aku hanya membalas senyuman ke dede disty.

Aku ingin pulang saat itu, tugasku sudah selesai. Aku sudah membuat luna bahagia walaupun itu tidak membuat aku bahagia.

Tapi dede disty mencegah itu.

“kak jangan pulang dulu, kan bayarannya belum” cengirnya

“nggak perlu kok, kakak ikhlas untuk semuanya” ucapku

Aku kembali duduk di bangku itu, tapi tidak ada orang. Mereka sibuk memberikan selamat kepada luna dan alend. Aku ingin melakukannya, tapi aku takut tak kuat. Aku terlalu lemah untuk hal cinta.

Aku bangkit dari tempat dudukku, dan berjalan keluar. Pergi, pergi selamanya dari kehidupan luna. Entah kemana kaki ini akan melangkah

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Cerpen request kak Anton..

Like atau Comment :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar